Surabaya
Terbang ke Bangkok, Mahasiswa UM Surabaya Bawa Pulang Medali Emas
Sedangkan untuk kesulitas selama kompetisi, ia menceritakan jika disana (Bangkok) benar-benar kompetitif. Dan menurutnya juri di internasional memang jauh berbeda dengan penjurian skala nasional.
Ghais mengatakan ini adalah kontestasi perdana di tingkat internasional. Ia pun mengakui jadi ada rasa canggung bersaing dengan 25 negara besar yang masing-masing menurunkan hampir puluhan tim.
“ Mereka memang benar-benar ilmiah. Mereka tidak menampung alasan-alasan yang kita dapat hanya berdasarkan pengamatan. Jadi mereka menayakan lebih spesifik dan meminta rujukan riset dasar.
Lebih spesifik Ghais menjelaskan, berdasarkan riset dan proses pengerjaan alat Lentera Fotosintesis, memang pertumbuhan tanamannya jauh lebih cepat.
“Dapat kita simpulkan pertumbuhannya lebih cepet. Kita punya sampel yg sama-sama satu bulan, tumbuhan ini sama-sama disinari pakai lentera ini, tumbuhan itu pertumbuhannya lebih tinggi dan daunnya lebih hijau, batangnya tebal. Kalau buat tanaman berbuah kita dapati buahnya itu leboh besar volumenya lebih besar sedikit,” jelas Ghais.
Selain mempercepat pertumbuhan tanaman, alat ini juga bisa meminimalisr bahaya hama. “Kemudian anti hama, seperti, tikus serangga dan lain-lain kita tidak dapati hama tersebut di area riset kita. Jadi selain pertumbuhnnya bahus juga dapat mengusir hama,” pungkas Ghais. (sur/ano/yan)