Hukum & Kriminal
Tragis, Ada TKW Disekap dan Terjebak di Allepo (1)
“Saya gak bisa hubungi keluarga. Hp disita. Baru bisa waktu ada gejala hamil. Trus disuruh minum obat. Sakit luar biasa Mas. Perut sakit. Disuruh minum lagi, saya tidak mau. Dimasukkan ke kamar mandi,” keluh Yanti.
Hidup di penampungan terasa penuh derita. Terdengar dari cerita Yanti. Tidak selalu, lampu atau listrik menyala. Ia menerima makanan kadang sekali tiap hari. Dan ngerinya, suara ledakan dan letusan seolah jadi menu tiap hari.
Pernah suatu hari, Yanti mendengar suara tembakan. Suara kencang salak pistol tepat depan kantor penampungan. Suara itu membuat mengingatkannya pada keluarga dan Tuhan.
“Pernah di depan kantor ada suara tembakan. Kalau suara letusan sering. Gak malam gak siang. Saya bisa pulang karena minta agen hubungi suami. Telpon kalau saya alami gejala hamil,” ungkap Yanti kepada Memontum.com.
Paling mengejutkan, Yanti membawa amanat dari 2 TKW yang ingin dipulangkan secepatnya. Dua TKW itu dalam kondisi depresi. Salah satunya sedang sakit saat Yanti mengurus kepulangan ke Indonesia.
Yaitu STN, berusia lebih dari 50 tahun, warga Pagelaran atau Kromengan, Kabupaten Malang dan NHM, warga Pagelaran, Kabupaten Malang. Selain STN, ada pula warga dari Sumbermanjing Wetan namun belum jelas apakah ada keinginan untuk pulang.
“Orang Indonesia ada 7. Dua warga Asing. Kuwait sama gak tahu negara mana. Di situ, dua ingin pulang saya dititipi pesan. Maka saya hubungi keluarganya. Sudah ke sini, saya ceritakan bagaiamana saya bisa pulang. Di sana kerjanya gak sesuai harapan saya, ” cerita Yanti.
Kata Yanti, saat di kantor penampungan, satu per satu akan dapat kerja dan keluar kantor penampungan bila ada majikan baru. “Lima hari keluar, trus dipulangkan ke kantor agen. Kerjanya pembantu rumah tangga,” ujar Yanti, saat ditemui dirumahnya.
Keberhasilan Yanti pulang, tidaklah cepat. Sang suami, SNW, nyaris sebulanan berusaha ke sana-sini untuk mencari bantuan. Sang suami mendesak sponsor untuk memulangkan sang istri. Ia juga meminta bantuan Lasenan, pamannya. Sang suami bersyukur istrinya selamat walau tak membawa harta melimpah. (bersambung/sos/yan)