Sumenep
Usai Dilantik, Bupati Sumenep Janjikan Pemulangan Warga Syiah
Memontum Surabaya – Setelah enam tahun terusir, nasib pengungsi warga Syiah di Rusun Puspa Agro Jemundo Sidoarjo akhirnya mulai sedikit ada kejelasan. Hal itu dikatakan Bupati Sampang, Slamet Junaidi yang akan mengupayakan agar pengungsi Syiah bisa kembali pulang ke kampung halamannya di Desa Karang Gayam Kecamatan Omben, Sampang.
Bupati Slamet mengaku pemulangan pengungsi tersebut tidak mudah. Maka dari itu pihaknya berenana akan berkoordinasi dengan Pemprov Jatim, LSM, tokoh agama, kiai dan kepolisian.
“Koordinasi kita. Bagaimana saudara-saudara kita di Jemundo sana (pengungsi Syiah) supaya bisa kembali,” ujar Slamet Junaidi, usai pelantikan bersama Wakil Bupati Sampang Abdullah Hidayat di Gedung Grahadi, Rabu (30/1).
Slamet optimis warga Sampang bisa kembali menerima pengungsi Syiah. Mengingat proses pemulangannya tergantung cara pendekatan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, MUI, NU dan Muhammadiyah Sampang.
“Saya yakin saudara-saudara kita disana juga warga Sampang,” tegasnya.
Jika nantinya memang warga Desa Karang Gayam menolaknya, Pemkab Sampang akan meminta solusi kepada pihak terkait agar pengungsi bisa hidup nyaman. Dirinya membantah kesulitan memulangkan pengungsi karena memang belum membangun koordinasi pasca dilantik sebagai bupati.
Pemkab menginginkan ada tempat khusus di Sampang untuk menerima pengungsi Syiah. Mengingat proses pemulangan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Namun untuk sementara ini, Pemkab bakal mengkomunikasikan dengan Dinas Sosial Sampang dan instansi terkait untuk memberi fasilitas dan layanan kepada pengungsi di rusun.
“Harapan kami kesana ada tempat khusus. Sementara saat ini fasilitas belum.Tapi nanti kita koordinasikan dengan dinas sosial dan lainnya bagaimana untuk melayani temen yang ada disana,” pungkasnya.
Diketahui, konflik Sunni-Syiah di Sampang, Madura, telah terjadi sejak 2004. Konflik ini berujung pada tindak kekerasan yang terus berulang. Dan terakhir pada Ahad, 26 Agustus 2012, terjadi pembakaran 37 rumah pengikut Syiah, pelemparan batu, dan perkelahian hingga mengakibatkan satu korban tewas dan belasan luka-luka.
Pasca konflik itu, akhirnya warga Syiah mengungsi di GOR Sampang. Dan setelah itu dipindah ke rumah susun sederhana di Sidoarjo, pada 20 Juni 2013 hingga sekarang. (sur/ano/yan)