SEKITAR KITA
Wabup Malang dan Direktur Perumda Tugu Tirta Malang Hadiri Resik-Resik Kali dan Cek Bantaran Sungai
Memontum Malang – Wakil Bupati Malang, H Didik Gatot Subroto, menghadiri dan membuka pelaksanaan kegiatan Resik-Resik Kali Wendit, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Minggu (21/03) pagi.
Kegiatan kerja bakti ini digagas dan diikuti oleh sejumlah komunitas pecinta alam di Malang Raya. Baik dari sejumlah perguruan tinggi dan LSM, serta didukung Pemerintah Kabupaten Malang dan masyarakat sekitar Kali Wendit.
Turut hadir dalam pelaksanaan itu, karyawan dan Direktur Utama Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang, M Nor Mukhlas.
Dalam aksi bersama itu, peserta melakukan kegiatan mulai dari bersih-bersih sampah, pengerukan sedimentasi sungai hingga penataan lokasi sekitar sungai untuk dijadikan venue tempat wisata desa.
Baca juga: Menyoal Pemanfaatan Sumber Air Wendit, Pemkot Malang Harus Beri Kontribusi
Pada apel pra kegiatan, Didik merespon hangat kegiatan yang juga mengusung tajuk ‘Selamatkan Mata Air Tanpa Air Mata, Setetes Air Bernilai Lebih Dari Sekarung Emas Bagi Orang Yang Halus’.
Atas nama Pemkab Malang, Wabup menyampaikan terima kasih atas inisiatif jajaran Rektorat perguruan tinggi dan para mahasiswa yang ikut turut dalam kegiatan ini, termasuk para pecinta alam.
Dalam kesempatan itu, Wabup juga cek lokasi dengan menyusuri bantaran sungai didampingi panitia kegiatan, sejumlah perwakilan OPD di lingkungan Pemkab Malang, jajaran muspika Pakis, Pemdes Mangliawang dan perwakilan para pecinta alam.
“Harapannya, bagaimana bisa dikembangkan dan ditularkan kepada adik-adik muda mudi sekitar Kabupaten Malang. Terkhusus, yang ada di Desa Mangliawan. Sehingga, masyarakat Mangliawan, termasuk muda-mudinya ikut tergerak bahwa lingkungan ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Salam Lestari,” jelas Wabup Didik.
Saat ditanya terkait pengembalian wisata Pemandian Wendit, yang lokasinya juga di Desa Mangliawan, menjadi salah satu ikon wisata unggulan di Kabupaten Malang, dirinya mengatakan perlu adanya kembali penataan ulang.
Termasuk, yang masuk kawasan Wendit salah satunya perairan yang ada di lokasi Resik-resik Kali Wendit.
Seharusnya, ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Namun, tidak bisa diselesaikan dalam jangka pendek, karena harus melibatkan banyak pihak. Termasuk, OPD terkait dengan harus mencoba membuat sebuah inovasi bersama-sama untuk mengembalikan Wendit seperti aslinya.
“Ada program yang harus selalu dilakukan ke depan di sekitar sumber mata air. Tidak hanya di lingkungan dalam kawasan saja, melainkan juga di luar. Karena ada mata air besar juga. Maka di sekitar saja seharusnya mulai ditanam pohon-pohon yang mampu menyerap air sehingga kita bisa menjaga untuk 10-25 tahun ke depan. Kewajiban harus disiapkan secara bersama-sama. Pemerintah desa ikut mengedukasi warga masyarakat terkait lingkungannya. Kemudian jangka pendek, melihat historisnya ada sungai yang terpisah dengan penampungan luberan air Wendit,” jelasnya.
Harapannya, lanjut Wabup, tahap awal bisa dikembalikan ke aslinya. Sisa air Wendit yang tidak termanfaatkan dan bisa ditampung dan dipergunakan untuk kepentingan lingkungan. Artinya, dimanfaatkan oleh masyarakat, sebagai pariwisata yang dikelola warga masyarakat lewat Bumdesnya, ini akan kelihatan.
“Butuh waktu dan tidak boleh sepotong-potong dalam rangka membuat keputusan. Perlu ada analisa terlebih dahulu, kita berikan ruang kepada OPD untuk memulai membuat rencana yang bagus. Tidak boleh berdiri sendiri. Pemkot Malang, UPT, masyarakat, LSM pecinta lingkungan, mahasiswa pecinta lingkungan hidup, semua bisa terlibat. UPT yang mengelola Wendit atau yang besinggungan dengan pengelola ini, bisa meningkatkan wujud kerjasama dengan PDAM Kota Malang atau dengan Dinas Pariwisata,” terangnya. (sit)