SEKITAR KITA

Wabup Trenggalek Lakukan Monitoring Penampungan ODGJ di Kecamatan Suruh

Diterbitkan

-

Wabup Trenggalek Lakukan Monitoring Penampungan ODGJ di Kecamatan Suruh

Memontum Trenggalek – Wakil Bupati Trenggalek, Syah Mohammad Natanegara melakukan monitoring penampungan Orang Dalam Gangguan Kejiwaan (ODGJ) di Desa Suruh Kecamatan Suruh. Tepatnya, Wabup mengapresiasi salah seorang warga yakni Iis Sugiarto atau yang erat dipanggil Wanto, lantaran pria ini peduli terhadap sesama khususnya ODGJ.

Meskipun tidak tergolong berkecukupan, Wanto mau berbagi hidup dengan ODGJ dan ikhtiar tersebut mendapatkan dukungan keluarga.

Baca juga:

Wabup Syah merasa bangga karena ada warganya yang mempunyai kepedulian cukup besar kepada sesama (penderita ODGJ).

“Tadi saya melakukan monitoring, dan alhamdulillah ada warga Trenggalek yang peduli dengan ODGJ. Hal yang baik ini akan terus kita dorong minimal untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Terus kedepan semoga tempatnya bisa lebih layak, kebutuhan pokoknya bisa kita penuhi, harapannya seperti itu,” ungkap Wabup Syah, Selasa (13/04/2021) pagi.

Advertisement

Wabup menyebut jika semua data sudah masuk dan tinggal eksekusinya saja. Ia juga mengapresiasi orang-orang yang masih memiliki rasa kepedulian tinggi terhadap sesama meski dengan kondisi yang jauh dari kata normal.

“Atas nama pemerintah kita sangat mengapresisasi kepedulian ini. Semoga Mas Wanto dimudahkan dan mendapat perlindungan Allah SWT, karena bisa merawat saudara saudara kita yang ODGJ,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial P3A Kabupaten Trenggalek, dr Ratna Sulistyowati juga turut mengucapkan terima kasih karena telah membantu pemerintah melakukan tugasnya.

“Tidak semua orang mau melakukan hal seperti ini. Kalau semua diserahkan kepada pemerintah, tentunya tidak mungkin. Karena yang pertama panti itu bukan kewenangannya kabupaten, karena panti menjadi kewenangannya provinsi,” jelas dr Ratna.

Advertisement

Dikatakan Ratna, saat ini pemerintah daerah sudah menyiapkan pembangunan shelter, tempat singgah lansia, anak terlantar termasuk ODGJ. Namun karena adanya refocusing anggaran, rencana tersebut ditunda.

“Nanti kita mensupport rehabilitasi sosialnya. Seperti kebutuhan makannya, peralatan makan dan juga BPJSnya sudah kita uruskan, selimut dan sebagainya,” terangnya.

Termasuk, lanjut Ratna, mengkomunikasikan kepada petugas puskesmas. Karena pengobatan ini tidak boleh berhenti. “Dan Alhamdulillah selama ini dari Puskesmas juga rutin menugaskan perawat jiwa untuk terus melakukan pemantauan dan berikan pengobatan,” kata Ratna.

Untuk bangunannya sendiri, pihaknya sudah mengajukan bedah rumah ke BAZNAS dan sudah dibantu dari lembaga ini. Berikut juga bantuan dari tiga pilar dan beberapa orang yang juga peduli akan kegiatan ini.

Advertisement

“Karena pelayanannya juga terus bertambah, maka kebutuhannya juga terus bertambah. Maka harus kita fikirkan untuk kedepannya,” pungkas Ratna.

Tadi disampaikan, ODGJ ini tidak boleh nganggur. Tetap harus beraktifitas, ada keinginan punya ternak untuk aktifitas dia sehari-hari. Sekarang aktifitas mereka ini mencari rumput, pertukangan dan yang lainnya. Semua ini bisa terjaga asalkan pengobatannya rutin.

Perlu diketahui, Wanto sendiri memulai melakukan rehabilitasi ODGJ sejak tahun 2008 lalu. Awalnya ada 10 orang, karena yang 2 sudah dirawat keluarganya kini tinggal 8 orang.

Ada yang karena depresi, terus juga karena penyakit syaraf. Menurut Wanto terapi diberikannya agar para ODGJ ini terjaga kesetabilannya. Yang utama untuk ODGJ ini adalah kebersihan, mandinya lebih sering dibanding orang biasa. Terus yang muslim dibimbing untuk menjalankan ibadah. (mil/syn)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas