Situbondo

Warga Butuh Bioskop di Situbondo

Diterbitkan

-

Memontum Situbondo – Masyarakat Situbondo meminta dua gedung besar yang berada di pertigaan Jalan bawean dan sekitar area pasar Mimbaan baru, dikembalikan lagi fungsinya sebagai bioskop. Bagi sebagian masyarakat, keberadaan bioskop sangat dibutuhkan.
Seperti yang disampaikan Andi Dwi Febrianto (34), salah satu warga asal Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo. Kata dia, sangat disayangkan jika gedung besar itu tidak dimanfaatkan.

“Atas nama masyarakat Situbondo, kami berharap kepada pemerintah untuk memanfaatkan kembali gedung bioskop yang sudah lama tidak dipergunakan,” harapnya.

Kata dia, keberadaan bioskop sangat diperlukan sebagai tempat hiburan masyarakat. Dalam pandangannya, ini juga akan menaikkan daya saing daerah.

“Di daerah-daerah yang lain punya bioskop. Di bondowoso saja ada,” tambah Andi kepada Memontum.com. Senin (20/8).

Advertisement
 KOSONG: Gedung bioskop milik pemerintah daerah. Saat ini, bangunan tersebut tidak terawat dan tidak digunakan. (im)

KOSONG: Gedung bioskop milik pemerintah daerah. Saat ini, bangunan tersebut tidak terawat dan tidak digunakan. (im)

Keberadaan bioskop juga akan memberikan dampak positif bagi kemajuan Kota Santri. Andi mengatakan, dari hasil penjualan tiket kepada pengunjung, setidaknya menjadi penambahan pendapatan asli daerah (PAD).

Dia menambahkan, masyarakat Situbondo membutuhkan tempat-tempat hiburan. Oleh sebab itulah, pemerintah perlu memberikan fasilitas. Diaktifkannya kembali bioskop akan menjadi alternatif tempat hiburan masyarakat.

Tentu, hal tersebut akan meminimalisir kegiatan-kegiatan negatif anak-anak muda. Sebab, mereka akan memilih nonton di bioskop daripada nongkrong misalnya.

“Dari pada nongkrong di pinggir jalan, lebih baik di tempat hiburan yang sudah disiapkan pemerintah,” terangnya.

Andi menceritakan, puluhan tahun silam, bioskop di Situbondo sangat aktif. Ada dua tempat yang dikelola pemerintah. Yaitu di pertigaan pojok timur Jalan bawean, dan didalam pasar Mimbaan baru. Ketika ada film-film baru, masyarakat berbondong-bondong datang untuk menonton.

Advertisement

Masa-masa kejayaannya sekitar tahun 1980. Akan tetapi bagai ditelan bumi, lama-lama kelamaan, malah tidak aktif hingga sekarang. Gedungya cukup besar. Pasca tidak menjadi bioskop, bangunan tua tersebut tidak terawat dan tidak digunakan. (im/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas