Berita
Whisnu Programkan Rp 100 Juta Untuk Industri Lokal Berbasis Kampung
Memontum Surabaya – Gagasan Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana tentang program Rp 100 Juta per-RT, diharapkan menjadi terobosan pengembangan perekonomian. Khususnya wilayah perkampungan. Saat ini, para Ketua RT tengah mendiskusikan bersama warga dan tokoh masyarakat.”Sebaiknya tidak hanya berfikir soal fisik semata. Juga harus dipikirkan pengembangan ekonomi yang produktif,” katanya saat ditemui diruang kerja, Selasa (25/2).
Pengembangan ekonomi produktif dinilai mampu menggerakkan dan mendayagunakan tenaga produktif.”Khususnya melibatkan tenaga produktif disetiap kampung,” kata politisi PDIP yang akrab disapa WS ini.
Dengan begitu, kedepan pertumbuhan ekonomi melalui industri rakyat bisa berjalan di segala sektor. Contohnya, keberadaan Kampung Lontong, Kampung Dinamo, Kampung Kue dan masih banyak lagi.
“Dengan program ini kedepan muncul inovasi warga yang memunculkan industri ekonomi produktif lainnya,” terang suksesor Tri Rismaharini dalam Pilwali Surabaya 2020 ini.
Disisi lain, Kota Pahlawan banyak sekali melahirkan banyak tokoh pengusaha yang berskala nasional dengan melahirkan banyak merk lokal (local brand). Bagi alumnus Teknik Industri ITS Surabaya hal ini adalah pemicu bahwa banyak sumber daya manusia di Surabaya yang sudah mumpuni dan sukses di memgembangkan ekonomi di bidang industri.
“Sudah saatnya warga Surabaya yang sukses dan memahami lini bisnis ekonomi produksi, untuk bisa membantu dan memotivasi bahkan mengasistensi warga di perkampungan yang berkeiniginan megembangkan inovasi kampung yang berbasis ekonomi produktif,” terang WS.
Bagi asosiasi bisnis maupun asosiasi pengusaha diharapkan tidak berdiri sendiri.”Bisa jugalah berlolaborasi dengan adanya Rp 100 juta per RT per tahun,” kata mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya ini. Caranya, warga bisa membuat program yang kolaboratif dan bisa bermitra dengan para kelompok usaha yang sudah matang di Surabaya.
“Belajarlah bersama-sama dan tumbuh bersama-sama,” pungkasnya. (ace/ono)