Kota Batu
Wujudkan Keluarga Berintegritas, 30 Anggota DPRD Kota Batu Ikuti Penanaman Nilai Anti Korupsi
Memontum Kota Batu – Pemkot Batu melalui bagian Inspektorat menggelar bimbingan teknis (Bimtek) pemberdayaan peran serta masyarakat untuk mewujudkan keluarga berintegritas melalui penanaman nilai-nilai anti korupsi di sebuah hotel di Kota Batu, Kamis (14/12/2023) tadi. Di mana, bimbingan teknis tersebut diikuti oleh 30 orang jajaran DPRD Kota Batu bersama keluarganya.
Ketua DPRD Kota Batu, Asmadi, menyampaikan bahwa Bimtek yang digelar tersebut merupakan momentum yang baik untuk membangun pemerintahan yang berintegritas. “Dalam kegiatan ini, legislatif hadir bersama keluarga. Yang jelas, tujuannya untuk saling menopang dan menunjang kegiatan ini,” terangnya, usai kegiatan.
Asmadi menambahkan, legislatif Kota Batu berasal dari berbagai disiplin ilmu. Ada yang petani, pedagang, guru, wiraswasta dan lainnya. Agar selalu berintegritas saat menjadi wakil rakyat, Bimtek tersebut dirasa sangat perlu. “Lewat Bimtek ini, memberikan wawasan ilmu dan pelajaran untuk menyelenggarakan keberlangsungan negara. Sehingga, bisa selamat sampai tuntas,” tuturnya.
Sementara itu, Analis Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi KPK RI, Firlana Ismayadin, mengatakan bahwa Bimtek Keluarga Berintegritas dilahirkan sejak tahun 2022 lalu. Targetnya, bisa menjangkau para pejabat di Indonesia.
“Awalnya satu provinsi satu kali pelaksanaan. Mengundang pejabat eselon 1,2 dan 3. Lalu diawal tahun 2023, kami menyurati kabupaten/kota untuk menyelenggarakan hal serupa. Dengan mengundang pejabat dan istri/suaminya,” paparnya.
Baca juga :
Menurutnya, Kota Batu menjadi daerah pertama, yang melakukan Bimtek tersebut dengan menghadirkan Anggota dan Ketua DPRD. Ditambahkannya, bahwa hal ini merupakan salah satu inisiatif yang baik. “Eksekutif sudah disentuh di bulan Juli. Lalu di bulan Desember 2023 ini bertepatan dengan Hari Anti Korupsi Dunia, giliran legislator dan pasangannya yang disentuh,” ungkapnya.
Terdapat tiga hal yang menjadi dasar digelarnya Bimtek tersebut. Pertama dari sisi filosofis seluruh manusia hidup berpasangan. Untuk akhirnya bisa melahirkan generasi berikutnya. Tentunya dengan harapan dapat memunculkan karakter dan nilai integritas yang baik.
Kedua dari sisi sosiologis, Firlana menyampaikan, hasil survei BPS beberapa waktu lalu, sub dimensi integritas keluarga mendapatkan nilai yang belum cukup menggembirakan. Dimana, ada beberapa keluarga yang masih membuka ruang praktik koruptif.
“Terakhir dari sisi yuridis, dalam pengungkapan kasus di KPK sampai saat ini masih ada beberapa kasus yang melibatkan anggota keluarga. Baik antara suami istri, anak bapak atau anggota keluarga lainnya. Karna itu, dalam Bimtek ini turut melibatkan psikolog keluarga, motivator dan pelaksanaannya bukan hanya ceramah saja,” paparnya.
Lebih dari itu, dirinya menegaskan untuk menanggulangi korupsi sangat perlu menaruh perhatian khusus dalam keluarga. Di dalamnya ada peran ibu, dimana ada ibu-ibu juga yang memegang amanat jadi pejabat. “Hingga tahun ini, terdapat 1.648 pelaku tindak pidana korupsi yang ditangani KPK. Dari jumlah tersebut 141 di antaranya adalah seorang perempuan,” jelasnya. (put/gie)