SEKITAR KITA
Rumah Isolasi OTG Bangkalan Sembuhkan Pasien Covid-19
Memontum Surabaya – Rumah Islolasi OTG (Orang Tanpa Gejala) berhasil sembuhkan serta wisudakan satu orang pasien Covid-19 diantara 48 pasien yang dirawat RI-OTG di BPWS Bangkalan Sabtu (10/07).
Salah satu penyintas Covid-19 pertama RI-OTG yang telah melakukan prosesi wisuda, yakni Pria asal Lombok, Sura, yang sempat dikarantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya setelah dirinya swab PCR positif Covid-19. Lalu, ia dikirimkan ke RI-OTG Bangkalan untuk perawatan lebih lanjut.
Baca Juga:
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- HUT 79 Provinsi Jatim, Pj Gubernur Sematkan 10 Lencana Penghargaan Jer Basuki Mawa Beya
- Belum Genap Sepekan Beroperasi, Bus Trans Jatim Koridor V Surabaya-Bangkalan Dilempar Batu
“Pelayanan di sini sangat memuaskan, makanannya terjamin dan fasilitasnya cukup baik. Apalagi semuanya gratis. Terima kasih semuanya, sehat selalu” ujar Sura.
Lalu, Sura melanjutkan perjalanannya ke bandara Juanda untuk pulang ke Lombok. Namun, kepulangannya didampingi serta difasilitasi oleh relawan pendamping RI-OTG Bangkalan untuk penghantaran ke bandara Juanda.
Selain itu, Sura mengungkapkan rasa kangen dengan keluarganya. Ia mengaku bahwa ayahnya sedang kondisi yang kurang enak badan, hingga Sura ingin segera kembali ke Lombok untuk bertemu serta merawat orang tuanya.
Dalam proses kepulanganya Sura didampingi oleh dokter umum, dr Yussika Fernanda dan dr Kurnia Auliana , serta perawat dan relawan pendamping, Zainul Arifin.
Sura juga menerima ijazah berupa amplop coklat yakni surat keterangan medis, surat keterangan sembuh, dan surat pengantar ke faskes lanjutan.
Dengan dokumen yang ia terima, ia dapat penjelasan dari para nakes dan relawan bahwa itu merupakan prosedur dan protokol kepulangan pasien.
Lalu, ia dapat penjelasan juga tentang potensi penyintas Covid-19 untuk bisa menajadi edukator dan sosialisasi tentang Covid-19 minimal kepada keluarga dan masyarakat sekitar serta potensi untuk menjadi pendonor plasma konvalesen, paling cepat 14 hari setelah kesembuhan.
Pada Kesempatan tersebut, dr Yussika mengaku senang bisa mendampingi pasien yang pertama kali wisuda atau Keluar Rumah Sakit (KRS).
“Alhamdulillah, pasien pertama bisa pulang dengan sehat, sudah sembuh dan tidak ada gejala yang tersisa sehingga bisa pulang dan beraktifitas seperti sedia kala dan dapat bertemu keluarga di kampung halamamnya.” Ujar dr Yussika.
dr Yussika juga berharap agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan sehingga kasus covid-19 di Indonesia bisa lebih terkendali.
Sementara itu, Rumah Isolasi OTG Bangkalan ini digawangi oleh dr Erwin Astha Triyono, beroperasi sejak Senin (05/07) lalu. Telah merawat 31 pasien pertama berasal dari Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Hingga saat ini Sabtu (10/07) RI-OTG Bangkalan telah merawat 48 pasien terdiri 47 pasien PMI dan satu orang pasien mandiri. Saat ini, RI-OTG Bangkalan persiapkan kapasitas 400 bed dan bisa ditingkatkan sesuai situasi pandemi di Jatim.
Selain itu, RI-OTG Bangkalan ini merupakan RS Lapangan yang didirikan sebagai tindak lanjut dari kebutuhkan penanganan pasien covid-19, yang terus meningkat dalam kurun waktu sebulan terakhir, lantaran dipicu tingginya angka penderita Covid dari klaster Bangkalan. Dengan difungsikannya RI-OTG Bangkalan ini, dr Erwin berharap dapat membantu Pemprov Jatim menangani para penderita Covid-19. Khususnya bagi yang tidak bergejala dan bergejala ringan, termasuk hasil tracing dari para PMI dari kedatangan di bandara Juanda. “Semoga keberadaan RI-OTG Bangkalan ini bisa memberikan sumbangsih penanganan Covid-19 di Jawa Timur,” harap dr Erwin. (ade/ed2)