Muhajir: Bukan Nilai dan Teori, Sekolah Harus Bina Keterampilan dan Pengalaman Murid

Memontum Kota Batu – Hasil nilai raport peserta didik bukan menjadi tolak ukur dalam dunia pendidikan serta menjamin masa depan mereka. Hal itu dikatakn oleh Muhadjir Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI usai membuka program Smart Be, Rabu (1/8/2018).

Pihak sekolah atau pengajar harus mencontohkan kepada muridnya dengan praktek, tidak hanya secara teori. Sekolah juga wajib luwes atau tidak kaku dalam memberikan pendidikan kepada murid.

” Praktek lebih penting apalagi sekolah kejuruan, jangan hanya beraktivitas dan memberikan teori saja. Seperti matpel kewirausahaan ya harus diajari berjualan atau berdagang baru teori bisa diterapkan dalam menghitung laba dan cost modal, ” paparnya.

Sekolah kejuruan jangan sampai menyangkut text book saja. Guru, terang Muhadjir jangan sampai mudah menyalahkan siswanya yang mendapat nilai kurang baik di bidang matpel apapun terutama matpel matematika.

Sebab, lapangan pekerjaan saat ini tidak semata melihat nilai rapor. Jika Matematika dapat nilai 6 hal itu sangat wajar dan tidak menjadi masalah.Tidak selamanya nilai itu menunjukkan potensinya, justru hal ini menjadi sebuah peluang diberi pengalaman berwirausaha.

” Contohnya nih, kalau bolos sekolah ya dilihat. Kalau ternyata bolosnya untuk bantu orangtua yang bertani ya ndak masalah jangan jadikan itu hukuman, ” ucap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Selanjutnya sekolah jangan terpaku pada intra kurikuler. Perlu juga diperhatikan ekstra kulikulernya. Agar anak -anak tumbuh sesuai potensinya. Sebab tidak ada jaminan pelajaran PPKN nilai 100 nanti bisa mencegah korupsi?

” Ketrampilan itu menjadi yang nyata dan orang yang berhasil rata rata punya keterampilan life skill yang hebat diimbangi dengan pengalaman. Pengalaman itu butuh proses dan mental, ” pungkasnya. (lih/yan)