Kota Malang

UB Kirim Tim Medis & Tanggap Bencana ke Lombok, 2 Tim Medis, 1 Tim Teknik

Diterbitkan

-

Rektor memberangkatkan dan bersama Tim Medis & Tanggap Bencana FK-UB kedua. (rhd)

Memontum Kota Malang—Dampak gempa bumi berkekuatan 7.0 SR yang mengguncang kepulauan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8/2018) malam, menjadi duka bersama bangsa Indonesia. Padahal, sebelumnya gempa bumi juga terjadi pada Minggu (29/7/2018) lalu. Berdasarkan laporan, dampak yang ditimbulkan, yakni kerusakan bangunan, rumah penduduk, tempat peribadatan, korban tewas dan luka-luka, yang kemungkinan dapat menimbulkan trauma dan dampak psikis bagi para korban.

Dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, gempa bumi berada di wilayah laut utara Lombok tersebut, dikhawatirkan akan menimbulkan gelombang Tsunami. Hingga status siaga pun masih dikeluarkan oleh BMKG mengingat intensitas gempa yang terjadi di Lombok semakin meningkat dan terus terjadi gempa susulan setiap harinya.

Sebagai bentuk kemanusiaan, Universitas Brawijaya (UB) merasa terpanggil turutserta membantu pemerintah dalam menangani korban bencana. Sebagai salah satu kampus di Indonesia yang memiliki Tim Emergensi dan Tanggap Bencana dibawah naungan Fakultas Kedokteran UB (FK-UB), UB menerjunkan dua tim dari Team Emergency and Disaster (TED) dan Team Emergency Operation Center (EOC) yang diberangkatkan di depan Gedung Tim Emergensi dan Tanggap Bencana FKUB, Senin, (13/8/2018).

“Pengiriman tim TED dan EOC ini kali kedua. Selain sebagai bentuk kepedulian dan kemanusiaan, hal ini juga sebagai peran dan tugas UB dalam melaksanakan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Kami terus berkoordinasi dengan tim yang telah berangkat dan apa yang dibutuhkan untuk dibawah tim kedua. Bantuan ini merupakan gabungan dan dukungan dari berbagai pihak, seperti Universitas Brawijaya, IKA FKUB, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Malang Raya, dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Malang,” jelas Rektor UB Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS, kepada awak media.

Advertisement
Tim bersama jajaran Dekanat dan Rektorat. (rhd)

Tim bersama jajaran Dekanat dan Rektorat. (rhd)

Lebih lanjut Rektor UB menjelaskan, bencana alam ini sebagai peringatan Allah SWT kepada hambanya. “Kenapa banyak bencana? Selain bumi sudah tua, bisa jadi ini peringatan karena kerusakan yang dibuat manusia, pemimpin yang lupa pada rakyatnya, dan rakyatnya lupa kepada Allah SWT. Smoga tim TED dan EOC diberikan kemudahan dan selalu jaga kesehatan. Karena masih ada banyak kegiatan yang harus dilakukan, dimana banyak warga yang masih membutuhkan,” pesan Nuhfil.

Sementara Dekan FKUB, Dr. dr. Sri Andarini, M. Kes, menambahkan, FKUB telah mengirimkan 1 tim, yaitu 1 dokter spesialis Orthopedi, 1 orang dokter spesialis Emergency Medicine, 2 orang dokter Umum, 1 Ners Jiwa, 3 Ners Gawat Darurat, dan 2 driver, serta 2 ambulance. Selain itu, dari jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT-UB) beranggotakan 11 orang, serta tambahan support tim dari Rumah Sakit Karsa Husada Batu 1, yakni 1 dokter spesialis Emergency, dan 1 Perawat IGD. Tim 1 diberangkatkan bersamaan dengan Kapal Ergon dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Rabu (8/8/2018) lalu dan akan pulang Selasa (14/8/2018).

“Kondisi RSUD Tanjung sangat mengkhawatirkan setelah 2 kali dilanda gempa. Meski masih ada yang berdiri, namun sambungan gedung tak layak, dan dikhawatirkan akan roboh. Opsinya memang harus dirubuhkan dan dibangun kembali. Untuk itu, kami akan melaporkan ke Fakultas dan Universitas, untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya,” jelas Indradi, salah satu anggota tim dari FT UB.

Sedangkan tim 2 beranggotakan 13 orang yang diberangkatkan Senin (13/8/2018) dan akan kembali Sabtu (25/8/2018) dengan membawa serta peralatan medis, obat-obatan, serta bahan logistic (non medis) lainnya, untuk mendukung tindakan darurat dan pelayanan medis di Lombok. “Selain dr. Aurick, tim kami juga didukung oleh 2 dokter Umum dengan keahlian khusus, 1 orang dokter spesialis Anak, 3 orang perawat Kegawatdaruratan, 2 orang perawat Kejiwaan, 2 orang Psikolog, 2 orang driver ambulance, serta 1 orang bidan. Sedangkan yang stand by di FKUB sebagai supporting staf terdiri dari dosen dan Tim Lembaga KeSehatan Mahasiswa (Lakesma FKUB),” terang Sri Andarini.

Tim yang diketuai oleh dr. Aurick Yudha Nagara, Sp.EM ini, nantinya akan tinggal di base camp rumah alumni FKUB angkatan tahun 1999. “Kami berharap tim kami selalu sigap dan tanggap dalam melaksanakan tugas dan diberikan kesehatan serta keselamatan, hingga kembali dengan selamat. Tak ada Hero, namun kerja tim agar semua dapat dikerjakan bersama. Sehari kami minimal bekerja 14 jam untuk membackup RSUD Tanjung di Lombok Utara, tipe C Kabupaten, karena yang secara fungsional kolaps, namun harus mengcover semua wilayah. Sekaligus membackup Rumah sakit tenda dan kapal laut (KRI), dan mengcover penyakit susulan, seperti ISPA, mental, dan lainnya,” jelas dr. Aurick. (rhd/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas