Kabupaten Malang
Zero Monkeypox, Dinkes Kabupaten Minta Masyarakat Tetap Waspada
Memontum Malang – Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Suyatno, menegaskan bahwa hingga 3 September 2024, Kabupaten Malang tidak ada kasus positif Monkeypox (cacar monyet). Meski begitu, untuk di Jawa Timur tetap harus waspada dengan penyebaran virus Monkeypox, karena pada tahun 2019 sampai 2022 terjadi 3 kasus positif Monkeypox.
“1 Kasus di Surabaya, 1 di Madiun dan 1 di Kediri. Tetapi semuanya sudah sembuh,” kata Suyatno, dalam dialog di Pro 1 RRI Malang, Selasa (03/09/2024) tadi.
Gejala Monkeypox ini, lanjutnya, mirip dengan penyakit campak atau cacar air. Seperti demam tinggi hingga 38℃ yang disertai muncul ruam-ruam, sakit kepala yang terus-menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit punggung, nyeri otot dan badan terasa lemas.
Sementara untuk penyembuhan penyakit monkeypox ini, ujarnya, akan lebih lama dibandingkan dengan cacar air. “Apabila ada gejala yang dialami, sebaiknya segera dibawa dan diperiksakan ke fasilitas kesehatan terdekat,” tegas Suyatno.
Baca juga :
Dirinya meminta, agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya Monkeypox. Itu karena, penyakit ini dapat dicegah dengan cara meningkatkan imun tubuh, memperbanyak minum air putih dan menghindari kontak fisik dengan hewan peliharaan yang menimbulkan gejala Monkeypox.
“Monkeypox dapat menular melalui binatang peliharaan, maka hindari kontak dengan binatang peliharaan yang punya tanda-tanda Monkeypox. Sekarangkan banyak yang punya peliharaan, salah satunya adalah hamster,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, meskipun penyakit Monkeypox ini penanganannya sama seperti Covid-19, namun masyarakat tidak perlu panik. “Jangan panik, yang jelas untuk pencegahan itu jaga jarak ketika ada yang bersin atau batuk, hindari kontak fisik dengan orang yang terdeteksi gejala Monkeypox,” tambahnya.
Sebagai antisipasi penyebaran Monkeypox, pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Kesehatan terus menanggulangi dengan pemantauan situasi dan informasi Monkeypox yang terus digencarkan melalui media sosial hingga koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jatim. (rri/sit)