Kota Malang
Ahli Gizi sebut Kandungan Nitrogen di Makanan Ringan Berbahaya

Memontum Kota Malang – Maraknya makanan ringan ngebul atau mengandung nitrogen, mendapat tanggapan dari dosen gizi, salah satu Universitas Negeri di Kota Malang, Eva Putri Arfiani.
Menurut Eva, nitrogen adalah bukan merupakan bahan pangan. Sehingga, tidak untuk dikonsumsi. “Jadi, nitrogen cair itu biasanya digunakan untuk pendingin atau pembeku. Tetapi, itu tidak untuk dikonsumsi,” jelas Eva, saat dikonfirmasi, Jumat (20/01/2023) tadi.
Dijelaskannya, jika nitrogen yang awalnya berupa gas dan ketika dicairkan di suhu yang sangat rendah, maka akan berubah dari zat asalnya atau sifat aslinya. Sehingga, itu akan ada dampak negatifnya. Terlebih, jika dikonsumsi.
Baca juga :
- Gandeng Politeknik Pelayaran Surabaya, KSOP IV Panarukan Situbondo Gelar Diklat Pemberdayaan Masyarakat Gratis
- Pemkot Batu Siap Dukung Kegiatan Harlah 100 Tahun NU di Kota Apel
- Penjual Miras Sistem Pesan dan Antar Diamankan Polsek Panji Situbondo
- Sikapi Dugaan Pungli Parkir yang Libatkan ASN, BKD Lumajang Sebut Masuk dalam Sanksi Pelanggaran Berat
- Ibu Pembunuh Bayi di Sumberkolak Situbondo Dibekuk, Nekat Membunuh Karena Takut Hubungan Gelap Diketahui
“Dari tampilannya, nitrogen itu bisa menyebabkan radang atau luka bakar. Karena luka bakar itu, tidak hanya disebabkan oleh panas atau api. Kalau terlalu dingin, itu juga ada sensasi kayak kaget atau terbakar pada jaringan kulit. Itu dampak dari sisi zat cair nitrogen,” bebernya.
Lebih lanjut disampaikan, terkait dari sisi perizinan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), nitrogen tersebut juga tidak memiliki batas maksimal penggunaan. Mestinya, jika tergolong bahan pangan, tentu memiliki penggunaan batas maksimal.
“Berarti, ini tidak dianjurkan untuk bahan pangan. Tidak digunakan untuk dikonsumsi, meskipun tidak mempengaruhi rasa suatu makanan itu,” imbuhnya. (rsy/gie)
