Kota Malang

Bantu Panen Petani, Mahasiswa Polinema Bikin ‘SI IRIT’

Diterbitkan

-

Kelompok mahasiswa Polinema yang lolos PIMNAS. (ist)

Memontum Kota Malang – Terbatasnya ketersediaan air di perkebunan sebagian puncak gunung, menjadi penghalang petani untuk terus panen. Seperti saat musim kemarau ini, salah satu petani asal Desa Petung Sewu, Dau Kabupaten Malang dalam satu tahun hanya satu kali panen jeruk.

Menyadari permasalahan ini, sebagai bentuk pengabdian masyarakat, mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) membuat inovasi untuk membantu petani. Mahasiswa-mahasiswi dari jurusan Teknik Telekomunikasi dan Elektronika ini kemudian membuat inovasi, berupa sistem irigasi teknis tetes berbasis IoT (Internet of Things) menggunakan energi panel surya atau disebut SI IRIT.

“Kami survei dulu, kemudian kami kembangkan ke mitra petani jeruk. Salah satu petani, pak Rudiono, mengaku perkebunan jeruknya mengalami penurunan panen. Di sana ada sungai, namun ada airnya hanya saat musim hujan. Lahan pak Rudiono hanya satu kali panen. Sementara, ada beberapa lahan yang bisa teririgrasi hanya bisa dua kali panen,” jelas Ketua Kelompok, Aisyah Rahma Kholifah, kepada awak media, Jumat (23/8/2019).

Metode yang digunakan dalam merancang sistem irigasi tetes ini, terdiri dari perangkat keras dan perangkat hunak, termasuk pengembangan sistem. Dijelaskan Aisyah, tujuan merancang sistem irigasti tetes yang dapat dikontrol melalui teknologi IoT, yaitu untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air di perkebunan menggunakan energi panel surya.

Advertisement

Lebih lanjut, mode MCU yang ada di aplikasi store smartphone dapat digunakan sebagai perantara untuk mengirim informasi dan pengontrol penyiraman otomatis dengan kelembaban tanah sebagai parameternya. Dengan adanya alat ini, diharapkan mitra dapat panen dua kali dalam setahun, sekaligus meminimalisir penggunaan air dan menghemat tenaga menggunakan penyiraman otomatis.

“Satu alat ini bisa untuk 400 pohon. Penyiramannya melalui selang. Dengan metode ini dapat memantau kondisi tanaman secara real time. Bahkan, lahan juga dapat digunakan tumpang sari dengan tanaman tomat. Otomatis selain bisa dua kali panen, juga mendapat keuntungan ekonomi dobel yakni Rp. 480 ribu tiap sekali panen. Untuk daya tampung air, kami menggunakan water banking. Untuk aplikasi kami sudah mendapatkan hak cipta,” katanya.

Perlu diketahui, kelompok yang terdiri dari Kelvin Islami Albar Sarosa, Rurin Fitriana dan Inna Rochmawati ini, lulus dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang bakal dilaksanakan pekan depan. “Dari Polinema sebenarnya ada lima kelompok yang maju. Alhamdulillah kami yang lolos. Untuk dana kami dapat dari Kemenristekdikti sebesar Rp 7,6 juta,” tandasnya. (adn/yan)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas