SEKITAR KITA

Batu Masih Butuh Alat Pendeteksi Tanah Longsor

Diterbitkan

-

Memontum Kota Batu – Mengawali tahun baru 2021, selama bulan Januari peristiwa bencana terjadi sebanyak 33 peristiwa. Yang masih menjadi dominan di Kota Batu ialah musibah tanah longsor. Seiring memasuki musim penghujan, ancaman bencana rawan terjadi.

Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Batu, Achmad Choirul Rochim, mengatakan bencana banyak terjadi sejak awal Januari. Topografi Kota Batu yang masih dikelilingi perbukitan menjadi dominasi adanya bencana longsor.

“Untuk dampak yang ditimbulkan ada beberapa. Mulai dari plengsengan ambrol, rumah rusak, hingga drainase rusak. Secara material seluruh kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,6 miliar,” ujar Rochim, Rabu (20/01).

Perbaikan dari dampak kerugian itu menelan anggaran Rp 2,9 miliar. Anggaran perbaikan dikucurkan melalui anggaran belanja tidak terduga (BTT) yang tahun 2021 dialokasikan sebesar Rp 10,8 miliar.

Advertisement

Selama terjadi bencana di bulan Januari, pihaknya mencatat tidak ada korban. Hanya kerugian material karena berdampak pada bangunan fisik seperti rumah atau plengsengan atau saluran irigasi.

Untuk menghindari adanya korban akibat bencana yang terjadi. BPBD Kota Batu melakukan tindakan kesiapsiagaan dengan menargetkan 15 unit pemasangan alat early warning system (EWS) pendeteksi tanah longsor.

Sementara itu, Achmad Choirul Rochim menyampaikan dalam mengantisipasi adanya korban ketika terjadi bencana longsor, BPBD Kota Batu tahun ini menganggarkan enam alat EWS.

Saat ini Kota Batu telah memiliki empat unit EWS. Sedangkan untuk kebutuhan 15 unit, artinya BPBD masih membutuhkan sembilan alat pendeteksi longsor. Untuk harga per unit EWS membutuhkan anggaran sekitar Rp 110 juta.

Advertisement

“Karena itu kami mengajukan enam alat pendeteksi longsor lagi, ditahun 2021. Pengadaan dilakukan secara bertahap. Enam alat tersebut nantinya akan dipasang di tiap desa/kelurahan yang rawan terjadi longsor. Seperti permukiman yang disekitarnya terdapat daerah lereng,” urainya.

BPBD memetakan beberapa daerah yang rawan longsor seperti di Kecamatan Bumiaji meliputi Desa Sumber Brantas, Tulungrejo, Gunungsari, Sumbergondo. Selain itu, satu titik berada di kawasan payung, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu.

“Alat ini nantinya akan mengidentifikasi pergerakan tanah yang dideteksi oleh kabel baja ekstensometer. Sehingga ketika ada pergeseran tanah, alarm akan berbunyi,” katanya. (cw2/ed2)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas