Kota Malang
Berkah Ramadan, Cincau Legendaris Kota Malang Kebanjiran Orderan
Memontum Kota Malang – Salah satu produsen cincau hitam legendaris asal Kebalen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, yakni Mak Cao, kebanjiran order dari konsumen pada Ramadan tahun ini. Meski begitu, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat penjualan masih dianggap turun bila dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengelola Mak Cao, Hariyati, yang merupakan generasi ketiga dari usaha turun temurun tersebut, mengatakan bahwa usahanya tersebut dipelopori oleh sang mertua yang akrab disapa Mak Cao bersama suaminya. Kedua mertuanya itu, merintis usahanya tersebut sejak tahun 1963 silam.
“Kebetulan dahulu awalnya itu, nenek (mertua, red) saya itu nikah sama orang cina asli. Berbekal pengalaman, kemudian membawa pengalamannya membuat cincau, diaplikasikan di sini. Sehingga, di sini itu sudah terkenal sebagai pembuat cincau (cao). Bahkan, sampai saya saja juga dipanggil anaknya Cao,” ujar Hariyati, Jumat (15/04/2022) tadi.
Diceritakan Hariyati, saat momen Ramadan seperti ini, produksi cincau mengalami peningkatan. Jika hari-hari biasanya mampu memproduksi sekitar 30 hingga 40 blek (kaleng, red). Maka, dirinya bersama dengan lima karyawannya, selama Ramadan ini bisa mencapai 250 hingga 300 blek.
“Tahun ini mengalami penurunan, dari tahun kemarin. Kalau sebelumnya bisa sampai 500 sampai 600 blek, sekarang cuma bisa setengahnya,” lanjutnya.
Baca juga :
- Pemkab dan Bea Cukai Malang Gencarkan Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal Via Kesenian Bantengan
- Antisipasi Keramaian Penumpang saat Pelantikan Presiden, PT KAI Commuter Perbanyak Toilet dan Kipas Kabut
- Diserang Kabar Miring, Dukungan Masyarakat untuk Abah Anton Makin Menguat
- Sekda Kota Malang Ingatkan Pentingnya Peran Arsitek Lanskap dalam Pembangunan Berkelanjutan
- Peringati Hari Jadi, Pemkab Gelar Jombang Culture Carnival yang Diikuti 40 Peserta
Dijelaskannya, penurunan ini terjadi karena banyaknya pesaing penjualan cincau. Termasuk, harga pasaran yang lebih murah. Sehingga, pelanggan sudah pasti ada yang berpindah. Namun, hal itu tidak menyurutkan untuk tetap berjualan.
“Pelanggan saya ada juga yang sampai beli produk cincau dari Sidoarjo, karena harganya yang beda. Namun, itu tidak bertahan lama, karena memang kualitasnya juga beda. Sehingga, ujung-ujungnya ya balik lagi ke sini, karena kualitas yang dijualkan berbeda dari milik kami,” imbuhnya.
Per blek cincau, tambahnya, dipasarkan seharga Rp 50 ribu. Sedangkan untuk pelanggannya, didominasi pedagang pasar di Malang Raya. Paling jauh, yakni berasal dari Pasar Batu dan juga Kepanjen.
“Soal pelanggan, itu sama dengan rezeki. Yang penting, ada harga ada barang. Karena yang kami jual, juga dengan kualitas bagus,” katanya.
Selain memproduksi cincau, dirinya juga berjualan bahan lain yang digunakan untuk pembuatan es. Mulai dari Dawet, Jelly, hingga Kolang Kaling, semuanya pun tersedia.
“Jadi, untuk bahan-bahan kombinasi dengan es, semua yang dibutuhkan ada di sini,” terangnya. (cw2/sit)