KREATIF MASYARAKAT

Es Campur Mbah Said Kota Batu, Racikan Lawas Nan Menggoda yang Bertahan Sejak 1954

Diterbitkan

-

Memontum Kota Batu – Es campur dengan kombinasi isi berupa agar-agar, ketan hitam, kacang hijau, tape, mutiara, roti, sirup dan susu kental manis, menjadi kesan yang komplit dari sajian sebuah es campur. Kombinasi apik itu pula, yang bisa dijumpai di kawasan sekitar Alun-alun Kota Batu, persisnya di sebelah Masjid An-Nur.

Dari sebuah rombong kecil di depan Gang Kauman, Kota Batu, siapa sangka sajian nan menggoda itu, adalah es campur legendaris di Kota Dingin Batu. Berdiri sejak tahun 1954, es nan menggoda tersebut seolah menjadi saksi bisu nikmatnya sajian penutup di masa itu. Termasuk, perkembangan Kota Batu, yang dahulunya adalah wilayah administratif berupa kecamatan yang kemudian berdiri mandiri sebagai Kota Pariwisata.

Disampaikan oleh tangan pertama penjual es campur, yaitu Muhammad Said, 85 tahun, bahwa awal keberadaan es campur miliknya sudah ada tatkala Kota Batu, masih menjadi desa atau kecamatan. Di mana kala itu, tempatnya berjualan adalah di sekitar Pasar Batu, atau sekarang sudah berubah menjadi Alun-alun Kota Batu.

“Awal jualan es campur ini, yakni ketika saat itu saya masih berusia 16 tahun. Kala itu, modal untuk usaha ini dirintis dengan modal sekitar Rp 1.000. Pertama berjualan, yaitu di Pasar Batu pada tanggal 7 Agustus 1954,” terang Mbah Said-sapaan pria lanjut yang berdomisili di Jalan Lesti, Kota Batu, Minggu (02/07/2023) tadi.

Advertisement

Sedangkan, tambahnya, seiring perkembangan pembangunan atau di tahun 1973, Pasar Batu kala itu harus dibongkar untuk direnovasi. Sehingga, usahanya sempat berpindah untuk sementara waktu, sebelum akhirnya kembali berjualan tatkala renovasi sudah selesai.

Hanya saja, cerita Mbah Said, tidak sampai berusia 10 tahun atau sekitar 5 Februari 1982, Pasar Batu terkena musibah kebakaran. Sehingga, semua pedagang harus dipindahkan ke lahan relokasi.

“Setelah kejadian kebakaran di Pasar Batu tahun 1982, tepatnya habis Pemilu, saya dipindahkan ke lahan relokasi. Sampai pada akhirnya atau sejak tahun 1985, saya memilih untuk tetap berjualan di depan Gang Kauman ini,” jelasnya.

Baca juga :

Advertisement

Sejak awal berjualan es campur, papar Mbah Said, racikan es campur miliknya tidak pernah lepas dari kombinasi agar-agar, ketan hitam, kacang hijau, kemudian tape. Termasuk, mutiara ditambah roti yang ditaburi susu kental manis dan sirup. Sejumlah sajian menarik itu, diberikannya kepada konsumen dengan belajar otodidak. Sehingga, seiring perkembangan zaman masih bisa bertahan hingga sekarang.

Meski kala itu Kota Batu lumayan atau sangat dingin, imbuhnya, namun varian kombinasi dari ketan hitam dan tape, membuat es yang disajikan tidak sepenuhnya menjadi dingin ke tubuh. Namun, juga sedikit membuat hangat karena dua kombinasi makanan tersebut.

Untuk harga sendiri, meski sejumlah bahan-bahan kini terus merangkak naik, namun tidak membuat Mbah Said secara serta menaikkan harga. Sebaliknya, dari sajian es campur nan menggoda itu, dirinya menjual dengan harga Rp 6 ribu permangkuk. Bahkan, dari kerja kerasnya ini pula, akhirnya bisa membiayai sekolah dua anaknya hingga membuatnya kini memiliki lima cucu.

Masih menurut Mbah Said, meskipun harga es campur miliknya terbilang murah, namun dirinya tetap bersyukur. Apalagi, perharinya masih bisa memperoleh pendapatan kotor hingga Rp 200 ribu. Dan, kalaupun bisa ramai sekali, maka bisa di angka hingga Rp 600 ribu.

“Pendapatan sebenarnya nggak mesti. Tapi yang penting adalah sabar. Karena, sejak tahun 1954, es campur saya ini bisa bertahan dan melayani banyak orang, sudah alhamdulillah. Ini pelajaran untuk menjalani hidup,” paparnya.

Advertisement

Meski di usianya yang sudah lanjut, namun kelincahan Mbah Said saat melayani pelanggan, pun masih terlihat gesit dan lincah. Walau terkadang tangannya terlihat tampak bergetar saat memegang mangkok, namun semua konsumen terlayani dengan sabar. Mbah Said sendiri, membuka usaha esnya sejak sekitar pukul 09.00 hingga 20.00. (put/sit)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas