Kediri
Jelang Tahun Politik, Mas Dhito Minta Masyarakat Kediri Jaga Kerukunan Umat Beragama
Memontum Kediri – Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, meminta warga untuj terus menjaga kerukunan beragama dan tidak percaya pada berita bohong atau hoax. Dua hal tersebut, menurut bupati muda yang akrab disapa Mas Dhito, itu menjadi faktor pencegah pecahnya kerukunan antar umat beragama.
Hal ini, disampaikan Mas Dhito melalui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kediri, Yuli Marwantoko, seusai memberikan materi pada literasi komunikasi lintas tokoh dan pemuda agama. “Beliau (Mas Dhito, red) berpesan jangan mudah percaya dengan berita (hoax) yang tidak diketahui jelas sumbernya, yang dapat memecah belah masyarakat,” terangnya, Senin (17/04/2023) tadi.
Dalam agenda yang menghadirkan seluruh guru, tokoh dan pemuka agama yang ada di Kabupaten Kediri itu, Yuli mengajak agar masyarakat lebih pandai dalam menyikapi perbedaan. Terlebih, tahun depan akan memasuki tahun politik yang rentan terjadi pergesekan antar individu, kelompok maupun agama.
Baca juga:
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Presiden dan Wapres Gelar Jamuan Santap Siang bersama Sebelum Purna Tugas bersama Menteri dan Lembaga
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Menko Luhut Sebut Bandara Dhoho Proyek Percontohan Pertama Skema KPBU
“Jangan mudah terprovokasi, karena di tahun-tahun politik pasti ada gesekan dan ada yang pengen mengadu domba masyarakat,” imbuhnya.
Adapun agenda pelaksanaan tersebut, bekerjasama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kediri, yang terbagi dalam dua sesi.
Senada dengan yang disampaikan Yuli, Ketua FKUB Kabupaten Kediri, Dafid Fuadi, berharap kontestasi dalam Pemilu dapat berlangsung damai dan kondusif. Pihaknya juga meminta masyarakat untuk dewasa, dalam menyikapi perbedaan pandangan dalam berpolitik.
“Kita berusaha bahwa pilihan politik adakah pilihan politik. Tidak perlu dikemas atau dipoles dalam bahasa agama,” jelas Dafid. (kom/pan/sit)