Kabar Desa
Keberadaan Pupuk Subsidi Dikeluhkan Petani Sumenep, DKPP Minta Temuan di Lapangan Dilaporkan

Memontum Sumenep – Kelangkaan pupuk dan harga pupuk bersubsidi yang tinggi, masih menjadi kendala yang dihadapi petani di wilayah Kabupaten Sumenep. Seperti salah satunya, disampaikan petani asal Kecamatan Guluk-guluk, Firdaus.
Dirinya mengaku, kelangkaan dan melambungnya harga pupuk saat ini, sangat mengganggu ketenangan petani. Kerisauan petani itu, juga mengancam pada hasil panen nantinya.
“Harusnya, agar petani tidak bingung, maka ketersediaan pupuk itu disediakan. Tapi yang terjadi, HET yang biasanya sekitar Rp 112.500 untuk pupuk merk Urea dan untuk Phonska itu Rp 115.000, faktanya di lapangan ada yang mencapai Rp 125 ribu hingga Rp 140 ribu. Itupun, barang masih sulit,” ujar Firdaus.
Baca juga :
- Makaryo Ning Desa, Bupati Trenggalek Kenalkan Little Jogja di Kecamatan Panggul
- Jalan Rusak Parah Tak Diperbaiki, Warga Ngembul Blitar Sebar Ikan Lele di Kubangan Jalan Berlubang
- Sikapi Pesan Ancaman Penculikan Anak, Ini Kata Disdikbud Kota Malang
- Safari Infrastruktur di Kecamatan Pule, Bupati Arifin Targetkan Sejumlah Perbaikan
- Keluhkan Limbah Pemindangan di Watulimo, Massa ARPT Datangi DPRD untuk Tagih Janji Relokasi Pelaku Usaha
Kondisi ini, tambahnya, bukan hanya berlangsung di musim tanam sekarang. Namun, hampir rutin terjadi di setiap tahun.
“Ini fakta ya. Persolan ini bukan hanya sekali di tahun ini. Namun, sudah merupakan rutinitas bagi petani yang membutuhkan pupuk di setiap tahun,” tambahnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Arif Firmanto, dikonfirmasi terpisah membenarkan bahwa HET pupuk subsidi, harusnya Rp 112.500 untuk Urea dan Phonska Rp 115.000. Karenanya, jika di lapangan ditemukan harganya berbeda, maka bisa segera dilaporkan.
“Jika di bawah terjadi hal seperti itu, maka segera laporkan. Karena, ada sanksi itu nantinya,” papar Arif. (dan/sit)
