Kota Malang
MTsN 1 Dukung Kebijakan Bersama Pemkot Malang Atasi Kemacetan
*Terapkan Drop Zone dan Parkir Dalam Eejak 2 Tahun Lalu
Memontum Kota Malang—-Kebijakan terkait mengatasi mengatasi kemacetan di kawasan jalan Bandung, yang dibuat bersama antara empat Kepala Madrasah Terpadu dengan pihak Pemkot Malang, diapresiasi Kepala MTsN 1 Kota Malang, Drs Samsudin MPd. Menurutnya, beberapa kebijakan yang telah disepakati tersebut sebenarnya telah dilaksanakan di lingkungan MTsN 1 Kota Malang sejak 2 tahun lalu, seperti sistem drop zone dan parkir di halaman dalam madrasah.
“Kami akan mengawal bersama kesepakatan tersebut. Untuk di internal tinggal memaksimalkan. Sebab untuk drop zone mobil sudah dilaksanakan seperti kesepakatan dimaksud. Bahkan peran petugas keamanan sekolah sangat berpengaruh dalam percepatannya. Sementara drop zone motor, orang tua pengantar masuk melalui gerbang timur, menurunkan siswa, lalu keluar gerbang barat. Itu sudah berjalan sejak 2 tahun lalu,” jelas Kepala MTsN 1 Kota Malang, Drs Samsudin MP, kepada Memo X, di ruang kerjanya, Kamis (17/1/2019).
Samsudin menambahkan, terkait aturan parkir di dalam area sekolah, kendaraan guru dan karyawan serta tamu sudah tertata dengan rapi di dalam halaman madrasah. Dari pantauan Memo X, ada dua titik parkir yang tersedia, yakni setelah pintu gerbang luar (halaman depan) dan setelah pintu gerbang dalam. “Termasuk orang tua yang menjemput saat jam pulang sekolah itu parkirnya sudah di dalam. Untuk memaksimalkan, nanti kami menghimbau agar pengantaran dan penjemputan tepat waktu. Artinya tidak terlalu awal dan tidak terlalu akhir. Sehingga regulasinya lebih cepat,” ungkap Sam, sapaan akrabnya.
Terkait uji berlaku sistem parkir 30 derajat, Samsudin sangat mendukung solusi tersebut. “Kalau selama ini, dengan sudut parkir 90 derajat dinilai terlalu rumit. Dimana kendaraan harus mundur menikung untuk masuk parkir. Sedangkan sudut 30 derajat lebih mudah masuk dan keluar,” jelas Samsudin.
Selain itu, ada beberapa imbauan yang telah berjalan di lingkungan MTsN 1 Kota Malang, yakni bagi siswa yang tidak terlalu jauh jarak rumahnya ke madrasah, diharapkan menggunakan sepeda angin. Hal itu sempat berjalan, namun sedikit berkurang lantaran kondisi hujan, seperjalanan dengan orang tua, dan lainnya. Selain itu, di beberapa kegiatan madrasah yang melibatkan orang tua, dihimbau untuk menggunakan motor untuk kemudahan parkir.
“Alhamdulillah dengan pemahaman bersama orang tua, kami tidak ada masalah terkait parkir. Kecuali jika overload, kami usahakan tertata rapi tidak merugikan pengguna jalan lainnya,” tandas Samsudin, sembari menambahkan rencana sosialisasi kebijakan bersama melalui surat edaran, atau kemungkinan pertemuan sebagai alternatif.
Dari pantauan Memo X di lapangan, beberapa mobil yang terparkir di depan/pinggir jalan MTsN 1 Kota Malang justru didominasi pengguna lain, yang notabene bukan pengguna dari keluarga besar MTsN 1 Kota Malang. “Itu dari sekolah sebelahnya mas. Ada juga dari kantor atau restoran seberang yang parkir di situ. Kalau jama’ah masjid sini, parkirnya ya didepan masjid. Kalau ga cukup palingan sampai depan MAN 2 itu. Setahu saya sih, sekolah yang punya parkir sendiri itu MTsN 1 dan MAN 2,” terang Abdul (nama samaran), salah satu jamaah masjid Al Falah jalan Bandung, usai sholat Dhuhur. (rhd/yan)