Surabaya
Nuniek Nurdiaty, Dulu Atlet Kini Pelatih Ski Air
Di tahun 1981 Nuniek sudah berhasil mewakili Jatim, dan untuk pertama kali dirinya turun ke event nasional. Bulan Maret membawa juara tiga Slalom di perlombaan Asia Tenggga di Philipina, dan bulan September memenangkan juara dua Beregu, PON X Danau Sunter Jakarta.
“Alhamdulillah mulai SMP kelas 1 saya sudah mulai mewakili untuk Merah Putih ke Philipina, kemudian untuk PON ke 10 tahun 1981 saya sudah mewakili Jatim untuk pertama kali saya turun ke event nasional,” ungkapnya.
Selepas itu, Nuniek bersyukur karena setiap tahun ia tak perbah lepas diberangkatkan untuk mewakili Provinsi Jatim maupun Indonesia, baik ke SEA GAMES atau kejuaraan dunia grup 3 untuk Asian Australia. Untuk menjalani pelatihan di Amerika sudah pernah dirasakannya waktu itu.
“Untuk yang lokal kejuaraan daerah maupun kejuaraan nasional selalu mewakili, sangking banyaknya prestasi karena setiap tahun saya berangkat untuk mengingat saya lupa dan juga terakhir saya 2008 turun di PON di Palembang,” ucap perempuan berusia 52 tahun.
Disaat karirnya sebagai atlet ski air menjulang, ia masih ingin melanjutkan pendidikannya. Tahun 1986 Nuniek memilih Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), di Fakultas Dakwah.
Terdapat cerita tersendiri baginya saat akan melanjutkan kuliah di kampus Islam dan mahasiswa perempuannya memakai kerudung. “Dari awal saya kepingin sekali entah itu panggilan atau bagaimana saya tidak tahu, saya seneng lihat temen-temen setiap lewat IAIN (nama lama UINSA) itu mereka kok pakai busana muslim, sedangkan saya kan dunianya olahraga yang memang harus terbuka aurat, ya mungkin itu yang membuat saya keinginan besar sekali untuk sekolah di UINSA pada waktu itu,” cerita Nuniek ketika ingin masuk UINSA.