Kota Malang
Pemkot Apresiasi Pemilu Aman, Damai, Tertib dan Lancar
Memontum Kota Malang – Pemilu merupakan salah satu metode terpadu dalam menjamin hak-hak politik masyarakat dalam Pemilu, dan mendorong partisipasi politik masyarakat. Maka pemerintah sebagai pelayan publik wajib terlibat dalam penyelenggaraan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) dalam Pemilu 2019, sehingga terwujud suasana kondusif, aman, damai, tertib, dan lancar.
“Sistem demokrasi berlangsung bervariasi, ada yang setahun, 3 tahun di tingkat RT/RW dan lembaga organisasi, 5 tahun untuk Pilkada, Pileg, dan Pilpres. Pesta demokrasi sudah dikenal sejak dulu. Dalam Pilkada, Pileg, dan Pilpres, merupakan memontum untuk mengusung aspirasi rakyat ke dalam pemerintahan. Sarana memunculkan calon-calon pemimpin. Sayangnya, saat ini pesta rakyat tersebut diidentikkan dengan bagi-bagi uang,” jelas Walikota Malang Sutiaji, dihadapan 310 peserta, yang terdiri dari Camat, Polsek, Danramil, Lurah, dan Ketua RW se-Kota Malang, yang diinisiasi Bagian Pemerintahan, di Hotel Savana, Kamis (14/3/2019).
Beruntungnya, masyarakat Kota Malang sangat solid dan kondusif berkat Salam Satu Jiwanya. Masyarakat sudah melek politik, dan tak mau dibodohi dengan praktek money politik. Bahkan tak segan mengambil barang pemberian, namun mencoblos lainnya.
“Nilai kemanusiaannya sudah masuk. Penentu utamanya kadar keimanan. Ibaratnya jamaah sebagai komunitas besar, tak mungkin bersekongkol untuk berbuat jahat. Contoh lain, saat kejadian mogok angkot konvensional, masyarakat berbondong-bondong spontanitas menjadi relawan agar penumpang tidak keleleran. Bahkan TNI-Polri juga turun tangan,” beber Sutiaji.
Dalam kegiatan bertajuk “Mendukung Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 2019 Aman, Damai, Tertib, dan Lancar”, Sutiaji mengapresiasi peran pejabat di lingkungan mulai tingkat RT hingga Kecamatan. Sebab tanpa peran mereka, pemerintahan tidak akan berjalan normal.
“Kami mengucapkan terimakasih, berkat panjenengan semua kota Malang dapat berjalan baik dan kondusif. Untuk itu, marilah kita bersama menjaga amanah dan bersinergi, sebab jabatan hanyalah titipan. Seperti jalan berlubang, karena Pemkot tidak bisa menangani langsung. Selain usia aspal yang belum waktunya ganti namun rusak, perlu menunggu pengajuan tahun berikutnya. Agar tak terjadi lagi, masyarakat bisa ikut mengawasi. Laporkan jika ada penyelewengan,” papar suami Widayati Sutiaji ini.
Menurutnya, peran RW di tingkat pemerintah bawah, cukup memberikan andil besar atas terselenggaranya Pemilu 2019 yang kondusif, aman, damai, tertib, dan lancar.
“Meski pekerjaan sosial, peran Ketua RW dan pengurusnya dalam Pemilu 2019 cukup besar. Kontribusi seperti penyediaan TPS, Linmas, personal KPPS dan Ketua KPPS. Bahkan di setiap RW ada 3-4 TPS. Meski sosial, mohon tetap dijaga. Karena Malang terkenal kondusif, jangan sampai tercabik-cabik kepentingan sesaat, hingga kebersamaan dan asas demokrasi hilang gara-gara kepentingan segelintir orang,” tandas pria penghobi badminton. (adn/gie)