Kota Malang

Penurunan Angka Stunting, Pj Wali Kota Malang Tekankan Peran Pentahelix

Diterbitkan

-

SAMBUTAN: Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat memberikan sambutan dalam kegiatan rembuk stunting sebagai aksi konvergensi percepatan penurunan stunting. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Peran pentahelix dalam upaya penurunan angka stunting di Kota Malang, terus ditekankan. Hal itu dikatakan oleh Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, dalam kegiatan rembuk stunting, di salah satu hotel, Rabu (15/05/2024) tadi.

Pria yang kerap disapa Wahyu, menyampaikan bahwa dalam peran pentahelix itu, yang ditekankan salah satunya dengan menggandeng perusahaan. Di mana akan mengoptimalkan peran pengusaha dengan Bapak Asuh Anak Stunting.

“Karena kalau sesuai konsep pentahelix itu kita upayakan untuk bergerak bersama. Karena kalau tidak ada sinergi, itu juga akan sulit. Jadi di perusahaan itu kan ada pekerjanya, nah apabila ada anak stunting itu harapannya pekerja di tiap perusahaan bisa menjadi bapak asuh,” kata Pj Wali Kota Wahyu.

Sehingga, masing-masing perusahaan yang ada di tiap kelurahan atau kecamatan Kota Malang bisa memantau untuk memberikan perhatian kepada anak stunting di wilayah tersebut. Dalam hal ini juga telah disiapkan beberapa skema.

Advertisement

“Peran percepatan penurunan stunting ini harus kita perkuat komitmennya. Selain menggandeng perusahaan, juga berkolaborasi dengan Puskesmas setempat, dengan tokoh masyarakatnya untuk bisa menurunkan angka stunting tersebut,” ujarnya.

Baca juga :

Lebih lanjut dikatakan, bahwa strategi yang dilakukan tentunya juga cukup banyak. Namun, dengan program yang berbeda-beda setiap wilayah. Karena itu, melalui rembug stunting tersebut beberapa program nantinya dapat terus dioptimalkan agar target bisa tercapai.

“Hari ini dengan adanya rembuk stunting itu kita carikan solusi untuk kendalanya. Selama ini peran-peran kader di masing-masing wilayah saya rasa sudah bekerja dengan baik, sarpras juga sudah ada dengan baik. Cuman saya minta agar bisa mencapai target. Kalau dibandingkan dengan kabupaten dan kota yang lain, penurunan stunting kita sudah bagus,” jelasnya.

Di Kota Malang sendiri, untuk di tahun 2024 ini angka stunting berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) berada di angka 17,3 persen. Itu telah mengalami penurunan sebesar 0,7 persen dari tahun 2023 lalu.

Advertisement

“Kita memang masih jauh dari target 16 persen. Namun, angka prevalensi stuntingnya kita kan turun, walaupun itu sedikit. Kalau angka stunting paling tinggi itu ada di Kecamatan Kedungkandang. Tapi ada beberapa kelurahan yang sudah menuju ke zero stunting. Nah saya harapkan kelurahan lainnya itu dapat belajar ke kelurahan yang sudah menuju zero stunting. Ini kita masih dalam evaluasi kira-kira kita lemahnya itu di bagian apa,” tuturnya.

Diakhir, Wahyu juga menuturkan bahwa sampai dengan saat ini, pemberian makanan tambahan untuk balita di posyandu juga terus berjalan, begitupun juga dengan pemberian daging dan telur. Hal itu juga terus dilakukan. (pro/rsy/sit)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas