Kota Malang
Polinema Gelar Konferensi Internasional, “Green Technology for Suistanable Development”
*Selamatkan Bumi dengan Solusi Teknologi Hijau
Memontum Kota Malang—-Usia bumi sudah semakin tua, bahkan mengalami beberapa kerusakan di beberapa bagiannya, sehingga terjadi pergeseran lempeng bumi yang menyebabkan gempa dan bencana. Untuk mencegah kerusakan lebih parah, perlu adanya pemahaman dan solusi atas permasalahan yang ada, dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
“Ada 3 permasalahan besar yang sedang kita hadapi. Pertama, terkait sumber energi, harus menggunakan renewable energy. Kedua, terkait diversifikasi pangan, harus bisa memenuhi kebutuhan pangan yang meningkat seiring jumlah penduduk, sementara lahan pertanian semakin sempit sehingga menggunakan pertanian vertikal. Ketiga, meminimalisir dampak teknologi terhadap pencemaran lingkungan. Dengan memahami permasalahan, sehingga timbul kepedulian terhadap lingkungan dengan menemukan solusi atas permasalahan yang ada,” jelas Pembantu Direktur I Polinema Supriatna Adisuwignjo, ST, MT, usai membuka Konferensi Internasional bertajuk “Green Technology for Suistanable Development,” di Gedung Teknik Mesin lantai 8 Polinema, Malang, Selasa (13/11/2018).
Supriatna menambahkan, sebagai civitas akademika di bidang teknik, pemahaman yang diberikan kepada mahasiswa Polinema, yaitu memahami apa itu teknologi hijau, kesadaran membantu keberlanjutan alam semesta, dan menindaklanjuti dengan kontribusi. “Terkait energi misalnya, dengan pemanfaatan biogas melalui sampah dan kotoran sapi, energi surya, energi angin, energi air, dan energi lainnya dengan penemuan teknologi ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang intinya menghindari eksplorasi dan eksploitasi,” jelas Supriatna, didampingi Kepala UPT MKU Hairus Sandy, SH, MH.
Dalam Green Technology for Suistanable Development ini, menghadirkan tiga narasumber, yaitu Dr Mohd Hazmi bin Mohd Rusli (Faculty Of Syariah and Law University Sains Islam Malaysia), Dr Shinta Hadiyantina, SH, MH (Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FHUB)), dan Abdul Halim S.Fil, M.HI (Center Of Maritime Studies for Humanity).
“Sengaja mengambil tema Green Technology for Suistanable Development, karena menjadi trending topik dunia internasional. Dalam acara ini, kami menghadirkan ahli hukum laut internasional, ahli hukum nuklir, dan aktifis lingkungan. Tidak ada jaminan sumber energi minyak akan habis, sehingga dibutuhkan penghijauan. Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki banyak hutan, optimis mampu merumuskan dan mewujudkan Green Technology ini,” ungkap
Ketua Panitia Dr. Sohib Muslim.
“Di Indonesia, terkait pertambangan nuklir tidak terlalu diatur oleh pemerintah. Namun ada Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dimana keduanya merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Indonesia. BATAN bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir, dan BAPETEN bertugas mengawasi segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden,” jelas Dr Shinta Hadiyantina, SH, MH. (rhd/yan)