Kediri
Program DITO Ampuh Dorong Produktivitas Padi di Kabupaten Kediri
Memontum Kediri – Program pertanian organik yang digagas Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, sejak awal kepemimpinannya, terbukti ampuh mampu meningkatkan produktivitas padi di Bumi Panjalu. Bahkan, paska digulirkannya program ini, produktivitas pun jauh lebih kentara.
“Program DITO (Desa Inovasi Tani Organik) terbukti dapat menaikkan produktivitas. Kelebihan penggunaan pupuk organik ini menjadikan bulir padi lebih berisi,” kata Mas Dhito-sapaan akrabnya, Rabu (24/04/2024) tadi.
Sebagaimana data Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, pada tahun 2022 rata-rata produksi gabah kering giling mencapai 6,19 ton perhektar. Kemudian, pada 2023 naik menjadi 6,22 ton perhektare dan kembali naik menjadi 6,24 ton perhektare di 2024.
Di Kabupaten Kediri, luasan lahan padi di keseluruhan ada 48.000 hektare. Adapun wilayah yang menjadi sentra padi berdasarkan pemetaan kawasan agropolitan, meliputi wilayah Palem Pari (Pare, Plemahan Papar dan Purwoasri).
Mas Dhito juga menyampaikan, bahwa sektor pertanian masuk dalam salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Kediri. Program DITO yang diusung sejak awal kepemimpinannya itu, ditujukan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia.
Melalui pertanian organik selain menekan biaya produksi, sekaligus dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas hasil panen. Diakui Mas Dhito, untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimal diperlukan proses cukup panjang.
Baca juga :
Melihat data peningkatan produktivitas hasil panen padi di Kabupaten Kediri, Mas Dhito berkeyakinan makin banyak petani yang tertarik dalam pertanian organik. “Untuk mendukung sektor pertanian dan guna menekan biaya produksi, pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan peralatan pertanian dan bantuan benih,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri, Anang Widodo, didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Pangan, Rini Pudyastuti, menyebut bahwa untuk pertanian padi, pada tahun 2024 ini bantuan benih disalurkan untuk cakupan lahan 6000 hektar. Dari wilayah yang melakukan penanaman komoditas ini, para petani mulai melakukan panen padi pada akhir Maret dan mengalami puncak panen di April ini.
“Hanya saja yang perlu diwaspadai saat ini, karena cuaca hujan yang masih tinggi dan pengaruh angin, maka padi rawan roboh,” urainya.
Disebutkannya, bahwa Program DITO ini dikenalkan kepada petani dengan cara pembuatan demplot atau lahan percontohan sejak 2021 lalu. Melalui demplot, petani dapat melihat sendiri hasil penggunaan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk kimia.
Supaya pertanian organik ini dapat diaplikasikan, melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), pihaknya juga memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik dan pestisida hayati kepada kelompok tani yang ada di tiap desa.
“Sekarang demplot sudah berjalan di semua kecamatan dan kesadaran petani untuk menggunakan pupuk organik juga meningkat,” tambahnya. (kom/pan/gie)