Kota Malang
Program Urban Farming di Kota Malang Beri Dampak Signifikan Penurunan Angka Stunting
Memontum Kota Malang – Program urban farming yang telah berjalan dan berkembang di masing-masing RW, yang ada di 57 kelurahan Kota Malang, ternyata telah membuahkan hasil positif. Yakni, berdampak secara signifikan pada penurunan angka stunting.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Kadispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan, menyampaikan jika program urban farming tersebut, selain mencakup usaha pertanian juga terintegrasi dengan peternakan dan perikanan. Di mana dua komoditi tersebut dinilai telah menghasilkan protein, yang tentunya membantu pertumbuhan bayi atau anak dalam kategori risiko stunting.
“Sehingga di sini sudah tergambar, selain tanaman ada juga produk ikan, baik nila atau pun lele. Jadi salah satunya selain untuk ketahanan pangan, ini berdampak untuk menekan angka stunting,” ujar Slamet-sapaannya, Sabtu (07/10/2023) tadi.
Baca juga:
Selain itu, ditambahkannya jika program urban farming tersebut telah berkembang di Kota Malang, sejak tahun 2016 lalu. Di mana dalam program tersebut, memanfaatkan pekarangan atau lahan yang masih ada di sekitar tempat tinggal masyarakat.
“Karena perkembangan Kota Malang itu luar biasa. Jumlah penduduk ada 800 ribu sekian, belum lagi kalau ada kunjungan warga dari luar kota atau pun mahasiswa yang masuk Kota Malang. Sehingga konsep pertanian perkotaan ini menjadi pilihan. Di sana mulai mengelola tanaman, perikanan, dan peternakan,” katanya.
Pihaknya berharap, melalui konsep urban farming yang telah berjalan tersebut nantinya bisa mencapai target zero stunting di tahun 2030 mendatang. Tentunya, dalam hal juga dibutuhkan peran dari stakeholder terkait dan kerjasama dengan para Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Sebagai informasi, dalam penurunan angka stunting tersebut Pemkot Malang telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 300 miliar yang tersebar di beberapa OPD, yaitu Dispangtan, Disdikbud, Dinsos-P3AP2KB, Dinkes, Diskominfo serta DPUPRPKP Kota Malang. (rsy/sit)