Lamongan
Puluhan Tahun Menabung, Kuli Angkut dan Penjual Bunga Asal Lamongan Akhirnya Naik Haji
Memontum Lamongan – Setelah selama puluhan tahun menabung, seorang buruh angkut pasar dan istrinya yang berjualan bunga, akhirnya bisa naik haji tahun ini. Mereka adalah Matoyin bersama sang istri, Muniroh, warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Kalitengah.
Dalam kesehariannya, Matoyin hanyalah seorang kuli angkut di Pasar Desa Tunjung Mekar, Kecamatan Kalitenga yang tak jauh dari desanya. Bermodal sepeda angin, tiap hari Matoyin menunggu orang untuk memanfaatkan jasanya dengan mengantar barang kulakan pembeli. “Tiap hari saya di pasar untuk menunggu apakah ada pembeli maupun penjual yang akan memanfaatkan jasa saya,” kata Matoyin, Rabu (1/8/2018).
Dari profesi menjadi kuli angkut pasar ini, Mutoyin Memperoleh penghasilan sekitar Rp 30 ribu perhari. Namun, Meski penghasilannya tidak terlalu besar, dengan penghasilan perhari Rp. 30 ribu itu Ia berhasil menabung untuk menunaikan ibadah haji. “Alhamdulillah, hasil jerih payah saya selama puluhan tahun akhirnya saya bisa naik haji dan masuk dalam Kloter 48 Lamongan,” ujar Matoyin yang akan berangkat haji bersama istrinya itu.
Menurut Matoyin, setelah selama puluhan tahun menabung. Ia bersama sang istri akhirnya bisa mendaftar haji dan mendapatkan nomor porsi. “Selama puluhan tahun menabung, saya dan istri akhirnya bisa mendaftar haji pada 2010 lalu,” terang Matoyin.
Sementara, menurut sang istri Muniroh, meski rejeki yang didapat suaminya dan rejekinya sebagai penjual bunga tak seberapa, mereka tetap bertekad untuk mengumpulkannya sedikit demi sedikit. “Setelah berhasil mendaftar pada 2010, kami juga kembali menabung untuk pelunasan hingga akhirnya bisa berangkat haji tahun ini,” tutur Muniroh yang berharap agar bisa diberikan kesehatan selama menjalankan ibadah haji.
Sekedar diketahui, tahun ini Lamongan ada sebanyak 1.822 Calon Jamaah Haji asal Lamongan yang akan berangkat ke tanah suci. CJH Lamongan tahun ini naik dibanding CJH tahun 2017 yang sebanyak 1.333 orang dan terbagi dalam Kloter 45, 46, 47 dan 46. Selain itu, ada sebanyak 42 CJH yang tergabung dalam Kloter 49 di Tulungagung bersama CJH dari Kota Surabaya dan Trenggalek.
Disisi lain, CJH termuda Lamongan tahun ini berusia 18 tahun atas nama Maulida Dwi Ayu Rahmawati dari Desa Beru Kecamatan Sarirejo. CJH tertua adalah Ranti yang berusia 84 tahun dari Desa Sidodowo Kecamatan Modo. Para CJH ini mulai diberangkatkan dari Lamongan sejak Selasa kemarin (31/7/2018) hingga kamis esok (2/8/2018). (ifa/zen/yan)