Kota Malang

Religiusitas PWI Malang Ajak Undangan Sholat Jum’at dan Santuni Anak Yatim

Diterbitkan

-

Religiusitas PWI Malang Ajak Undangan Sholat Jum'at dan Santuni Anak Yatim

Memontum Kota Malang — Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-72 yang jatuh pada 9 Februari, PWI Malang Raya menggelar sejumlah kegiatan diantaranya khataman Al Qur’an, ziarah tokoh pers Malang, santunan anak yatim, dan tasyakuran, yang dipusatkan di Masjid Baiturrohmah, Jl Raya Kedungkandang Gang 7 RT. 7 RW. 3 Kel/Kec Kedungkandang, Kota Malang, Jum’at (9/2/2018).

Khataman Al Qur’an dilakukan bersama masyarakat di Masjid Baiturrohmah, langsung usai shalat Subuh berjamaah hingga menjelang shalat Jum’at sekitar pukul 10.30 WIB. Sementara sebagian wartawan melakukan ziarah dan kirim doa pada tokoh pers Malang, diantaranya ke makam almarhum Wiharjono, Yogi, dan Jupri.

Para undangan yang hadir bersama sama anak yatim. (rhd)

Para undangan yang hadir bersama sama anak yatim. (rhd)

Menjelang sholat Jum’at, undangan yang dihadiri Forkompimda Malang Raya, para calon Walikota dan Wakil Walikota Malang, mitra PWI, tokoh masyarakat, dan undangan lainnya, diajak menyatu dengan masyarakat sekitar dengan sholat Jum’at bersama. Usai sholat Jum’at, acara tasyakuran dengan pemotongan sejumlah tumpeng. Dilanjutkan santunan kepada 30 anak yatim warga sekitar yang belum tercover panti asuhan.

“Pada HPN ke-72, menjadikan momentum agar insan pers lebih baik seiring kedewasaannya, dengan tetap menjaga keberpihakan pada publik. Menjadi kewajiban wartawan agar menjaga marwah netralitas pada semua lini. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan takmir dan warga sekitar atas terselenggaranya rangkaian acara tasyakuran ini,” jelas Ketua PWI Malang Raya M. Ariful Huda, dalam sambutannya.

Undangan yang hadir dalam HPN ke-72 Malang Raya. (rhd)

Undangan yang hadir dalam HPN ke-72 Malang Raya. (rhd)

Rangkaian agenda lainnya, yaitu donor darah menggandeng PMI, bulu tangkis antar media dan dinas, serta ditutup kajian jurnalistik yang melibatkan para santri. Melalui HPN, PWI berharap masyarakat untuk tetap memberikan kepercayaan pada masyarakat. Sekaligus membentengi diri masyarakat melalui edukasi tentang berita Hoax.

Sejumlah pejabat memberikan testimoninya terkait hubungan mereka dengan rekan awak media saat bertugas di lapangan. “Keakraban menjadikan komunikasi tanpa sekat, sehingga komunikasi 2 arah untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dapat tersampaikan dengan baik,” jelas Kepala OJK Malang Widodo, yang baru menjabat 3 bulan di Malang.

Advertisement

“Tugas kami banyak melibatkan rekan media sebagai mitra kerja kami. Selalu bersinergi setiap jam dalam sehari. Terlebih mengatasi info Hoax di medsos, konfirmasi dan pelurusan berita melalui media yang asli, sangat membantu kondusifitas di masyarakat,” jelas Kompol Agus Guntoro, dari jajaran Polres Malang yang didapuk menjadi perwakilan TNI dan POLRI dalam memberikan testimoninya.

Takziah ke makam tokoh wartawan. (ist)

Takziah ke makam tokoh wartawan. (ist)

Tak hanya pujian, kritik membangun pun disampaikan Ade Herawanto, yang didapuk mewakili Aremania. “Awak media mohon membuat berita yang menyemangati, bukan melemahkan. Tabayun lah untuk cek dan kroscek. Sebab komunitas Aremania paling soliditas. Jika menyinggung, pentolan Aremania yang akan tabayun ke anda,” ungkap Sam Ade D’Kross, sapaan akrabnya.

Sementara, Drs Sutiadji yang memposisikan diri sebagai bagian masyarakat mengapresiasi kegiatan PWI Malang Raya yang jauh dari kesan pesta. “Biasanya pesta identik dengan hura-hura. Namun, peringatan HPN di Malang jauh berbeda, yang menyelesaikan masalah melalui sentuhan jiwa dengan menyantuni anak yatim. Semoga doa anak yatim menjadikan wartawan lebih baik dalam perjalanannya. Bentuk perbedaan bukan cara pandang yang akhirnya untuk saling membedakan. Namun ini kehendak Allah agar kita saling mengenal. Inilah perbedaan dan Bhinneka Tunggal Ika, yang harus kita junjung tinggi. Seperti halnya, pemimpin itu mewakili umat, bukan pribadi yang menonjolkan dirinya. Sama halnya, media sebagai pilar demokrasi harus menjaga netralitas,” ungkap Drs Sutiadji, yang memilih duduk diantara anak yatim.

Dalam kesempatan tersebut, calon paslon Nanda-Wanedi berjanji akan membantu keinginan takmir dalam rencana pembangunan masjid. Tak terkecuali, HM Anton menyempatkan diri hadir, meski datang terlambat usai acara selesai. (rhd/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas