Kota Malang
Tarif Baru Dianggap Tak Manusiawi, Ratusan Ojol Sambat Dewan
Memontum Kota Malang – Ratusan driver motor ojek online yang mengatasnamakan Asosiasi Driver Grab Malang Raya melakukan aksi damai menyampaikan aspirasi, di depan gedung DPRD Kota Malang, Selasa (15/1/2019). Dalam aksi tersebut, massa menuntut agar pembaruan tarif yang baru diberlakukan, dikembalikan ke aturan tarif lama.
Sebab aturan tarif terbaru dinilai tidak manusiawi. Selama ini dengan target 17 trip dirasa cukup susah payah, seiring bertambahnya driver ojol baru. Namun, dengan perubahan target terbaru minimal 22 trip dan maksimal 48, sangat berat dan penuh resiko.
“Coba dibayangin mas, sehari 48 trip dalam 24 jam, apa mungkin dengan kondisi jalanan yang sering macet di Malang? Logikanya setengah jam jalan. Sementara saingan kami banyak, sangat susah dapat order. Bagaimana dengan waktu istirahat dan kumpul keluarga? Jelas tak manusiawi. Lha wong status kita mitra, seharusnya sama-sama menguntungkan. Aturan baru ini jelas merugikan kami, sangat menguras waktu dan tenaga,” jelas Kusuma Jaya salah satu peserta aksi, didampingi Dedi Hermawan, Wakil Ketua GGMB Grab Go-Jek Malang Bersatu.
Dedi menambahkan, untuk mengejar poin resiko kelelahan dapat menyebabkan kecelakaan. Dimana resiko tersebut harus dibayar sendiri oleh ojol. “Kami ini sering urunan untuk membantu rekan kami yang mengalami kecelakaan. Kami telah menyampaikan kepada manajemen langsung. Namun selalu dijanjikan dengan kopdar (kopi darat), namun belum ada realisasi dari pihak manajemen,” jelas Dedi.
Selain sambat kepada dewan untuk membantu menyampaikan kepada manajemen, massa juga menuntut agar manajemen menaikan tarif dasar yang saat ini sebesar Rp 4 ribu, serta menjadikan semua order adalah prioritas. Beberapa perwakilan lantas diterima untuk berdialog langsung dengan dewan di ruang rapat.
Keluhan melalui perwakilan ojol diterima para anggota DPRD Kota Malang, dan berjanji akan meminta penjelasan langsung kepada manajemen terkait.
“Kami akan tindak lanjuti apa yang dikeluhkan, ini nanti akan diproses. Dalam minggu ini kami akan undang pihak manajemen ke dewan,” kata Ketua DPRD Kota Malang Bambang Heri Susanto, dihadapan ratusan driver ojol.
Menurut Bambang, semua tuntutan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan. Dimana dari awal sudah menuju jalan yang baik, tapi hari-hari terakhir ini menurun. Dicontohkannya keluhan soal tarif dasar senilai Rp 4 ribu memang terlalu kecil.
“Dari angka Rp 4 ribu, dipotong Rp 1.300. Belum kena parkirnya. Terimanya itu hanya Rp 2.700, kan kasian. Akan kami samakan persepsi dulu, sehingga ada solusi,” tandas Politisi PDI Perjuangan ini. (rhd/yan)