Kediri
Teror ke Kyai, Operasi Intelejen Konspirasi dengan Media Abal Abal
Memontum Kediri — Aksi teror terhadap para ulama yang lagi marak, merupakan operasi intelejen yang berkonspirasi dengan media abal abal yang ingin memperkeruh situasi. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) PBNU, HA. Hakim Jayli .Msi usai memberikan materi Diklat Informasi Tekhnologi (IT) GP Ansor Kabupaten Kediri di UPT Balai Latihan Kerja Kabupaten Kediri, Jl. Gatot Kaca Desa Gedangsewu Kecamatan Pare pada Minggu (25/2/2018).
Menurut HA. Hakim Jayli .Msi yang juga Pengasuh PP. Miftahul Huda Kabupaten Malang itu, sistem operasi dijalankan sangat rapi dan keberadaannya telah membuat strategi agar tidak terbongkar apalagi diendus pihak Kepolisian.“Saya kira, kita memang perlu memberikan kepercayaan kepada pihak kepolisian sebagai aparat keamanan dan ketertiban, kita percayakan saja kepada polisi,” jelasnya.
Bila warga Nahdlatul Ulama ingin membantu polisi, diminta tetap tenang dan bukan menjadi korban pancingan dengan melakukan over reaktif.“Over reaktif diantaranya menyebarkan berita hoax dan memiliki pemikiran negatif, justru dengan ulah kita menjadikan target mereka berhasil,” terangnya
Sesuai tugas dan tanggung jawab sebagai pengurus organisasi NU, bergerak dibidang media informasi berfaham Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja), pihaknya telah bertemu dengan Dewan Pers bersama sejumlah pimpinan media di Jawa Timur, khususnya memiliki visi misi Aswaja.“Memang kita kemarin ada forum dengan dewan pers. Dewan pers sendiri lebih berusaha mencoba untuk melakukan proses penguatan media – media berintegritas. Cara itu dipilihnya daripada melawan media abal – abal yang diciptakan untuk memperkeruh keadaan,” terangnya.
Hasil dari pertemuan tersebut, memurut HA. Hakim Jayli .Msi, pihaknya meminta Polri dengan mengacu UU ITE untuk melakukan penegakan hukum, merupakan prasyarat terciptanya suatu kedamaian dan keadilan. (edi/hyo/yan)