Kota Malang

Transaksi BPHTB Alami Penurunan, Bapenda Kota Malang Fokuskan Intensifikasi Pajak Resto

Diterbitkan

-

Kepala Bapenda Kota Malang, Handi Priyanto. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Transaksi pajak dari sektor Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) di Kota Malang, kini tengah mengalami penurunan. Padahal, BPHTB menjadi salah satu komponen besar dari target pajak Pemerintah Kota Malang.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), Handi Priyanto, menjelaskan jika di tahun sebelumnya pendapatan perbulan rata-rata bisa mencapai 930 transaksi. Termasuk jual beli, hibah dan waris. Namun, di tahun ini perbulan rata-rata hanya mencapai 625 transaksi. Dimana terdapat selisih transaksi sebanyak 305 per bulan

“Nah sementara di target pajak BPHTB, di tahun ini menjadi Rp 375 miliar dan kita baru dapat Rp 158 miliar. Karena inikan tergantung transaksi, maka kita tidak bisa oprak-oprak orang untuk menyegerakan transaksi itu. Nah, manakala kita perbandingkan dengan tahun lalu, maka memang ada penurunan yang saya tidak tahu kenapa,” jelas Handi-sapaannya, Kamis (26/10/2023) tadi.

Kemudian, pihaknya juga telah memastikan pada pihak pimpinan perbankan bahwa tingkat kredit bank juga mengalami penurunan, sejak Januari lalu. Sehingga, bank menerapkan kebijakan 0 bunga rangka meningkatkan kredit.

Advertisement

“Saya tanya dengan kawan-kawan di luar Kota Malang, ternyata juga sama. Kemudian saya klarifikasi dengan pihak pimpinan Bank, juga sama. Ternyata tingkat kredit di bank-bank yang ada, mulai Januari itu merosot sekali,” katanya.

Baca Juga :

Di sisi lain, dalam menghadapi upaya tersebut, Bapenda Kota Malang sedang meningkatkan dan memfokuskan pada pajak resto sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Jika di tahun lalu, target yang berhasil dicapai yakni Rp 84 miliar dan di tahun ini, targetnya dinaikkan menjadi Rp 150 miliar.

“Kami masih optimis itu bisa tercapai. Makanya ini dengan cara intensifikasi, kita harus rutin ngecek di resto-resto, baik yang sudah terpasang etax atau belum, kita cek kepatuhannya dalam membayar pajak. Sekarang ini capaiannya sudah Rp 120 miliar sekian. Insyaallah tutup target di November nanti,” tuturnya.

Dalam hal ini pihaknya fokus pada peningkatan pendapatan daerah melalui berbagai sumber pajak dan retribusi yang ada. “Kami tetap berharap ada usaha-usaha baru karena itu juga menambah potensi pendapatan baru. Kami tidak memperbandingkan PAD, tapi membandingkan pajak dan retribusi,” imbuhnya. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas