Vaksinasi Kota Malang Dosis Pertama Capai Target

Memontum Kota Malang – Percepatan vaksinasi dosis pertama yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), akhirnya mencapai target. Dari ketentuan batas minimal yang harus dicapai tiap daerah yaitu 70 persen dari jumlah penduduk, Kota Malang untuk dosis pertama vaksinasi sudah lebih dari itu.

“Laporan capaian vaksin Kamis (23/09/2021), yang diterima oleh Dinkes Kota Malang sudah 73.26 persen. Minimal kan 70 persen, kita sudah lampaui itu,” terang Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif, Jumat (24/09/2021).

Baca juga:

• Peringati Hari Bhayangkara Ke-78, Polresta Malang Kota Ajak Taruna Akpol Ziarah ke TMP
• Hendak Pulang PKD, Kader PMII Pamekasan Dikeroyok OTK
• Terlibat Kasus Judol, PNS di Trenggalek Diciduk Polisi

Kemudian untuk vaksinasi Lansia, juga diprediksi hari ini mencapai target sesuai yang tercantum dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri). “Pada ketentuan, lansia minimal 40 persen sudah harus tervaksin. Di Kota Malang per kemarin sudah 39.75 persen. Mudah-mudahan dengan terus bergulirnya vaksinasi lansia di tiap kelurahan hingga sekarang, bisa membuat kita mencapai 40 persen hari ini,” tambah dr Husnul.

Kedua indikator capaian vaksinasi inilah, yang membuat Kota Malang bisa bergeser dari Level 3 menjadi Level 2 berdasarkan asessment Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI. “Jadi dosis satu minimal 70 persen dan dosis lansia minim 40 persen adalah salah satu syarat untuk menggeser dari level 3 ke level 2,” sambungnya.

Sementara itu, untuk pelajar dari jumlah 40 ribu lebih, sudah 70 persen yang tervaksin dosis pertama. “Ini juga sudah ada yang masuk untuk dosis kedua sebenarnya,” imbuh mantan Dirut RSUD Kota Malang tersebut.

Ternyata capaian vaksinasi yang tinggi juga sejalan dengan rendahnya positivity rate di Kota Malang. “Alhamdulillah sekarang kita sudah baik, positivity rate 1.28 persen. Mudah-mudahan ini terus terkendali, pelan tapi pasti. Di isolasi terpusat (isoter) kita juga Bed Occupancy Rate (BOR) tinggal 17 persen, kemudian di Rumah Sakit (RS) rujukan Covid-19 juga sudah di bawah 20 persen,” ujar dr Husnul. (mus/gie)