SEKITAR KITA
Vandalisme Baliho Ketua DPR RI Tuai Sorotan Pemerhati dan Pengamat di Surabaya
Memontum Surabaya – Aksi vandalisme baliho Ketua DPR RI, Puan Maharani, diberbagai daerah termasuk Surabaya, menuai soroton. Pasalnya, banyak coretan-coretan tangan yang tidak mendidik, pada baliho tersebut.
Direktur Indo Publika, Asip Iram, menjelaskan bahwa sejak munculnya baliho Puan (Puan Maharani, red) yang tersebar di berbagai deerah, memang sering kali diartikan sebagai ajang pemanasan menyongsong konstestasi di 2024. Selain itu, tidak sedikit masyarakat yang menyambut secara positif, terutama dalam baliho itu.
Baca juga:
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Tingkatkan Kamseltibcar Lantas, Polres Trenggalek Gelar Apel Pasukan Operasi Zebra Semeru 2024
- Kombes Pol Nanang Jabat Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Buher Jabat Dirreskrimsus Polda Jatim
Apalagi, beberapa pesan tulisan yang dicantumkan, ada korelasinya dengan kondisi pandemi saat ini. Salah satunya, mengajak patuh pada protokol kesehatan (Prokes).
“Jadi, merespon serangan dari kubu yang tidak menghendaki kehadiran Mbak Puan, memang harus berhati-hati betul. Menurut saya, memilih bertahan dan terus berkampanye positif, lebih baik dari sekedar menyerang balik,” kata pria yang juga menjadi Pemerhati Sosial, Selasa (27/07) tadi.
Asip pun menilai, bahwa aksi pencoretan baliho, itu ingin menjatuhkan nama baik Ketua DPR RI. Dengan adanya peristiwa itu, tentu menjadikan indikasi bahwa Puan Maharani, memang menjadi sebuah ancaman dalam dunia perpolitikan nasional.
“Bagaimanapun, kehadiran Mbak Puan dengan PDIP yang cukup solid adalah ancaman tersendiri bagi Calon Presiden 2024 lainnya. Posisi Mbak Puan sebagai Ketua DPR RI, pertama jelas memberikan nilai tawar yang cukup tinggi,” paparnya.
Alhasil, ujarnya, banyak orang yang diduga merasa tidak nyaman dengan kehadiran sosok Puan dalam bursa pencalonan presiden tahun 2024.
Berbicara soal aksi vandalisme pada baliho Puan dengan kepentingan Pilpres, adalah hal yang lumrah. Pasalnya, nama Puan sendiri semakin berhebus kencang untuk maju sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.
Meski begitu, Asip menyatakan bahwa aksi vandalisme itu tidak perlu ditanggapi berlebih. Apalagi, pihak kepolisian sudah mengambil tindakan.
“Respon berlebihan hanya akan merugikan serta menurunkan elektabilitas Mbal Puan. Tulisan pada baliho itu masih ujian angin, atau belum badai. Mbak Puan beserta timnya harus lebih bijak dan arif merespon kampanye-kampanye hitam,” jelas Asip.
Sementara itu, Peneliti senior dari Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam, berpendapat bahwa kejadian yang ada ini harus ditanggapi dengan kepala dingin.
“Mbak Puan dan pendukungnya harus tetap tenang, bijak dan rasional jangan emosional reaktif. Anggap saja itu ujian. Kian banyak diganggu, biasanya kian banyak simpati. Pemilih indonesia itu melow kian dizalimi kian dapat simpati,” kata Surokim.
Kejadian tersebut, tambah Pengamat Politik itu, membuat masyarakat kian menaruh simpati pada Puan. Sehingga, kemungkinan bisa mengkatrol nama Ketua DPR RI itu
“Jika melihat kejadian selama ini, kian diganggu baliho atau media sosialisasi dan kampanye dizalimi,.maka kian jadi medium promosi efektif kalau lihat konteks politik elektoral selama ini,” paparnya. (ade/sit)