Kota Malang

6 Tahun Derita Stroke, Warga Kotalama Belum Tersentuh Bantuan

Diterbitkan

-

PRIHATIN : Subianah (90) yang hanya bisa berbaring di tempat tidur yang ditemani putranya, Choirul Anam (49) yang juga berharap mendapatkan bantuan dari Pemerintah. (gim)
PRIHATIN : Subianah (90) yang hanya bisa berbaring di tempat tidur yang ditemani putranya, Choirul Anam (49) yang juga berharap mendapatkan bantuan dari Pemerintah. (gim)

Memontum Malang – Bantuan Sosial (bansos) oleh Pemerintah Daerah (Pemda) ternyata masih belum dapat dirasakan seluruhnya oleh masyarakat tidak mampu. Baik itu dari Pemda maupun program yang diselenggarakan dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian Sosial.

Hal itulah yang dirasakan oleh Subianah (90), salah seorang warga RT10/RW03 Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Selain termasuk dalam masyarakat tidak mampu, saat ini Subianah juga tengah menderita stroke.

Saat ditemui kediamannya, salah seorang putra Subianah, Choirul Anam (49) mengatakan bahwa ibunya telah menderita stroke selama 6 tahun. Dan ia mengaku masih belum pernah mendapatkan bantuan sama sekali, baik dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Pemerintah Provinsi, maupun bantuan yang diselenggarakan oleh Kementrian Sosial (Kemensos).

“Ibu saya menderita stroke sudah 6 tahun, dan sampai sekarang masih belum mendapatkan bantuan sama sekali. Padahal, untuk kontrolnya saja, sebulan bisa sampai 3 kali. Dan sekali kontrol biayanya mencapai Rp 200 ribu,” ujarnya.

Advertisement

Demi merawat ibunya, Choirul Anam juga terpaksa harus berhenti bekerja. Mengingat kondisi Subianah yang juga hanya bisa berbaring di tempat tidur.

“Kalau dulu saya masih bisa serabutan, tapi kondisi ibu seperti ini, jadi ya tidak bisa saya tinggal mas,” imbuh pria yang sehari-hari merawat ibunya ini.

Sementara itu, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Kotalama, Sulastri mengatakan, bahwa dirinya sudah sejak lama mendaftarkan Subianah dalam daftar penerima bantuan. Namun ia mengaku, baru tahun ini, nama Subianah muncul dalam daftar Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

“Saya sudah memasukan namanya Ibu Subianah dari tahun 2017, tapi nama beliau masih belum juga muncul. Namun Alhamdulillah sekarang sudah masuk ke dalam Basis Data Terpadu (BDT) sehingga akan mendapatkan bantuan dari pemerintah,” ungkap Sulastri.

Advertisement

Namun, meskipun namanya sudah masuk ke dalam BDT, Sulastri masih belum bisa memastikan, kapan Subianah bisa mendapatkan bantuan.

“Kalau kapan dapatnya ya masih belum tahu kapan pastinya. Bisa tahun ini, atau bahkan juga bisa tahun depan,” pungkasnya. (gim/oso)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas