Kota Batu
ER Menulis Surat Rindu kepada Masyarakat Kota Batu
Memontum Kota Batu—Melalui seorang tokoh agama Kota Batu Ustadz Djoko alias Abu Dhoni, ER mengirimkan sebuah surat yang ditujukan kepada masyarakat Kota Batu. Kepada awak media ia menunjukkan dua carik kertas berisi hasil salinan tulisan tangan Eddy Rumpoko yang ditulis di balik jeruji besi.
“Iya saya dipercaya beliau (Eddy Rumpoko), untuk menyampaikan isi surat ini kepada masyarakat Kota Batu,” ungkapnya kepada awak media seusai shalat Jumat di Masjid Brigjend Soegiyono Jalan Panglima Sudirman, Jumat (15/12/2017).
Eddy Rumpoko telah meninggalkan amanat jabatannya sebagai Wali Kota Batu selama tiga bulan pasca tertangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada September 2017 lalu.
ER (sapaan akrabnya) sendiri harus menjalani masa tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, Jakarta Timur, menjalani proses hukum terkait keterlibatannya dalam kasus suap proyek pengadaan barang dan jasa (meubelair) tahun anggaran 2017.
Saat ditanya kapan titipan surat diberikan? Abu Dhoni menjawab jika surat dititipkan ER saat dia membesuknya di lapas Senin (11/12/2017) silam. Kenapa Abu Dhoni dipercaya oleh ER menyampaikan pesan, dia mengaku tidak tahu.
“Allahualam saya juga tidak tau alasan Pak Eddy mempercayakan surat ke saya. Tapi memang Pak Eddy baik keseluruh masyarakat Batu,” jelas dia.
Saat ditanya kondisi ER didalam lapas, Abu Dhoni mengataka bahwa ER baik-baik saja dan siap menjalani proses hukum. ER, tambah Abu Dhoni hanya meminta doa kepada masyarakat Batu supaya mendoakannya.
“Pak Eddy baik-baik saja, sebagai warga negara yang baik beliau siap menjalani proses hukum. Beliau hanya meminta doa masyarakat Batu, ” papar dia.
Sementara itu, sebagian besar isi surat yang ditulis tertanggal 26 November 2017 tersebut berisi ungkapan kerinduan putra Almarhum Ebes Soegiyono ini terhadap aktivitas perjumpaan dengan warga Kota Batu. Baik dengan warga pertanian, pasar, tokoh agama, wisatawan, aparatur sipil, aparat hukum dan militer juga seluruh elemen masyarakat.
Dalam surat tersebut, pria yang menjabat sebagai Wali Kota Batu selama dua periode ini juga mengungkapkan ketidaktahuannya atas perjanjian uang atau sesuatu seperti yang disangkakan.
Lebih lengkapnya, berikut petikan isi salinan surat ER oleh Ust. Djoko Sutrisno yang ditunjukkan kepada awak media :
TIGA BULAN MENINGGALKAN MASYARAKAT KOTA WISATA BATU DI AKHIR MEMEGANG AMANAH RAKYAT
Jakarta, 26 November 2017
Kepada Masyarakat Kota Batu yang saya cintai
Assalamulaikum Wr. Wb.
Apapun yang terjadi, prosedur hukum harus kita hormari Meskipun jujur saya terkejutkan dengan istilah OTT yang dilakukan para penegak hukum, tapi saya sebagai warga negara maupun sebagai manusia akan patuh dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku di negara kita. Setiap pilihan yang kita jalani selalu ada resikonya. Ini adalah resiko dari amanah yang diberikan oleh rakyat kepada saya. Dengan kerendahan hati, saya menyadari saya sangat minim mengenai masalah pengetahuan hukum. Meski demikian, sebagai bentuk tanggung jawab dan konsekuensi, saya harus patuh dan mengikuti prosedur hukum.
Sejak dulu, saya diajarkan oleh orangtua saya, terutama Bapak saya, yang perjalanan kariernya sebagai pejuang di Era Perjuangan dulu sebagai Prajurit TENTARA NASIONAL INDONESIA, selalu ditekankan tentang kejujuran dan bertanggung jawab. Itu yang selalu ditegaskan oleh Bapak saya bahwa dalam hidup harus jujur dan bertanggung jawab. Ajaran ini yang selalu saya tekankan kepada masyarakat Kota Batu, aparatur sipil negara di Pemerintahan Kota Batu maupun kepada sahabat- sahabat saya dan kolega. Demikian juga apa yang saya dapat dalam perjalanan hidup, saya selalu berusaha untuk mengambil hal yang positif, dan meninggalkan segala yang negatif seperti mengumbar kebencian, karena saya percaya tindakan yang positif akan menghasilkan energi yang positif untuk hidup bermasyarakat.
Proses hukum yang saya hadapi saat ini sudah hampir 3 (tiga) bulan, alhamdulilah saya dalam kondisi sangat sehat. Demikian juga harapan saya untuk masyarakat Kota Batu, semoga selalu sehat, selalu beraktivitas, selalu beribadah, bekerja, sekolah dan berkegiatan untuk keluarga dan bangsa.
Saya, Eddy Rumpoko, mohon doa yang tulus dan ikhlas dalam menjalani proses hukum yang sedang saya hadapi. semoga semakin baik dan bisa menjadi contoh untuk kita semua. Saya sangat menghormati penegakan hukum di negara kita guna memperbaiki kondisi bangsa dan negara pada saat ini. Karena dalam hidup kita harus selalu meninggalkan jejak-jejak kebaikan sebagai umat ataupun sebagai warga negara.
Jujur saja, saya tidak tahu betul apa yang dimaksud dengan OTT, karena pada saat kejadian itu saya sedang beraktivitas di kamar mandi dan tiba-tiba saja ada kejutan dari petugas aparat hukum yang sedang melakukan tugasnya. Saya adalah objek dari OTT. Saya sangat terkejut karena saya tidak merasa melakukan perbuatan yang disangkakan. Pada hari Sabtu tanggal 16 september 2017 kurang lebih pukul dua belas siang, pintu kamar saya digedor-gedor oleh beberapa orang. Ketika saya buka, ada petugas dengan menunjukan identitas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sekali lagi, saya tidak melakukan perlawanan dan saya sebagai warga negara sangat menghormati apa yang menjadi tugas aparat penegak hukum di negara kita.
Setelah mandi, ada sepuluh petugas menyampaikan kepada saya bahwa ada tamu saudara Phillip membawa uang 3OO juta dan pada saat itu saudara Philllip berada di garasi rumah dinas. Saya merasa saya tidak pernah ada janjian atau meminta saudara Phillip untuk datang k ‘umah dinas apalagi membawa uang atau sesuatu apapun yang akan diberikan kepada saya. Namun, sekaIi lagi saya tegaskan, saya menghormati prosedur hukum yang berlaku di negara kita. Apakah saya bersalah ataupun disalahkan, saya menjunjung tinggi aparat hukum yang sedang berkerja keras untuk membangun bangsa dan negara ini dari persoalan penumpasan korupsi.
Saat saya menulls ini kemungkinan saya tidak bisa mengakhiri amanah yang diberikan oleh rnasyarakat selama dua periode atau 10 tahun di pemerintahan Kota Batu karena saya masih akan menjalani proses hukum ini sampai dengan persidangan persidangan selanjutnya (Pelantikan tanggal 26 Desember 2017)
Namun, itu bukanlah suatu beban yang saya rasakan ketika saya sedang menjalani proses hukum. Saya merasakan rindu yang teramat dalam unluk bisa berkunjung ke masyarakat yang beraktivitas di pertanian, di desa-desa, di dusun-dusun, maupun di kampung-kampung. Rindu juga menyapa masyarakat yang melakukan aktivitas perdagangan yang sering saya jumpai. Terutama rindu menyapa anak-anak yang sedang menempuh pendidikan, masyarakat yang sedang melaksanakan ibadah atau pun masyarakat yang sedang sakit, yang selama ini saya rasakan tidak ada batas apapun karena itu semua adalah bentuk silaturahmi, seduluran, dan bareng-bareng membangun bersama-sama seperti semboyan Raja Jawa: Rame Ing Gawe Sepi Ing Pamrih.
Masa-masa di mana saya bisa bercengkrama dengan anak-anak sekolah di kampung-kampung dan desa-desa itu lah yang saya rindukan. Apalagi ketika melaksanakan shalat Jumat bersama mereka, saya berusaha untuk bertemu dan melihat wajah-wajah pemimpin yang akan datang. Saya juga rindu pada masa bisa bertemu dengan ibu-ibu, bisa guyon. tertawa dan bercanda Bertemu dengan para petani dengan wajah-wajah yang tulus menghadapi persoalan pertanian. Bertemu dengan pedagang-pedagang yang begitu ramai. Bertemu dengan tokoh agama yang begitu istiqomah rnerekatkan dan mendamaikan semuanya. Bertemu dengan guru-guru yang begitu kuatnya membangun dunia pendidikan. Bertemu dengan TNI dan POLRI yang mengayomi masyarakat, aparatur pemerintahan yang berkerja dengan baik. Semua pertemuan itu begitu saya rindukan.
Kota wisata Batu yang kita cintai ini, alhamdulilah memiliki alam, pertanian dan budaya masyarakat yang guyub, Gemah Ripah Loh Jinawi. Mari kita jaga bersama agar lebih baik, jangan ada kebencian atau hal-hal yang negatif. Yang lebih utama dan penting adalah mari melihat kedepan dengan segala kekurangan pada saat ini.
Selamat Bekerja… Tunjukkan Kreativitas Inovasi Saudara … dan Tetap Semangat!!! semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara khususnya masyarakat Kota Wisata Batu.
Hakaryo Guna Mamayu Bawono.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Eddy Rumpoko
(lih/yan)