Blitar

Penambang Pasir Temukan Jasad Murid SMPN di Biltar yang Bunuh Diri

Diterbitkan

-

Jasad AW, diketemukan penambang pasir di Tambangan Pema, Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.

Memontum Blitar – Jasad Ariyang Wimuji Putra (AW) 16 tahun, siswa kelas VII SMP Negeri 3 Srengat, diketemukan penambang pasir di Tambangan Pema, Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. Jasad AW diketemukan di sisi Utara sungai Brantas, tepatnya jasad AW tersangkut alat penyedot pasir di sekitar Tabangan (penyeberangan) Pema wilayah Kunir, Kamis (11/1/2018) sekitar pukul 06.00.

Sebelumnya, selama tiga hari tim gabungan Basarnas, TNI Polri, BPBD, PMI, ORARI dan dibantu masyarakat sekitar melakukan pencarian jasad AW, dengan menyisir perairan sungai Brantas. Pencarian tersebut mulai tempat korban terjun dari jembatan kereta api Nguri di Desa Selokajang, Srengat hingga daerah Ngunut Kabupaten Tulungagung.

Hal ini dibenarkan Komandan Tim SAR Pos Trenggalek, Eko Aprianto saat ditemui di rumah duka Desa Kinir Kecamatan Wonodadi.

“Korban diketemukan penambang, tersangkut alat penyedot pasir di sektar Tambangan Pema sekitar pukul 06.00. Selanjutnya korban dievakuiasi sekitar pukul 07.15,” kata Eko Aprianto, Kamis (11/1/2018).

Advertisement

Saat ditemukan, korban masih berpakaian lengkap, namun sepatunya tinggal terpakai sebelah kanan. Kondisi tubuh korban sudah membengkak dan mengeluarkan bau tak sedap.

“Setelah dilakukan identifikasi tim inavis Polres Blitar Kota, jasad korban langsung dibawa ke rumah duka,” jelas Eko Aprianto.

Sementara suasana duka menyelimuti rumah Muji Slamet dan Wiji Astuti, orang tua AW di Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. Kondisi orangtua AW, setiap melihat jasad putranya, masih shock.

Kondisi ke dua orangtua AW, juga terlihat masih shock. Bahkan ibu AW, berkali-kali jatuh pingsan saat mengetahui tubuh anak pertamanya dari tiga bersaudara sudah ditemukan. Ibu korbanpun terus menangisi kepergian anaknya, dan sejumlah kerabat terlihat menenangkannya.

Advertisement

Bahkan, saat guru dan teman sekolah AW datang ke rumah duka, emosi ayah AW kembali tidak stabil. Ayah AW tiba-tiba berteriak-teriak sambil mengerang-ngerang seperti orang kesurupan. Kondis tersebut membuat suasana di rumah duka menjadi gaduh.

Sejumlah guru dan teman sekolah AW juga terlihat datang ke rumah duka, untuk melaksanakan salat jenazah di depan mayat AW.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa terjunnya AW, siswa kelas VII SMP Negeri 3 Srengat ke sungai Brantas ini sempat menjadi perbincangan ramai di media sosial. Semula AW nekat bunuh diri, diduga lantaran kepergok guru saat merokok di sekolah, kemudian ada bantahan dari pihak keluarga, jika bunuh dirinya AW bukan karena merokok tapi karena membawa bedak dan lipstik ke sekolah seperti santer beredar di media sosial. Namun ternyata AW nekat bunuh diri karena adanya surat masuk ke guru Bimbingan Konseling (BK) yang berisi keluhan tentang perubahan sikap AW yang laki-laki cenderung bersikap condong ke wanita. (jar/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas