Banyuwangi
Proyek TA 2017 Banyak Rusak Berat, Leading Sektor SKPD Diam
Memontum Banyuwangi—–Tingginya tekanan Dinas terhadap rekanan, membuat proyek Irigasi milik Dinas Pengairan Banyuwangi Tahun Anggaran ( TA ) 2017 dan tahun 2018 banyak terlihat tidak maksimal dan terkesan asal – asalan. Hal itu faktor rekanan dan Dinas berani menerima resiko. Pasalnya rekanan ( CV ) dalam melakukan pekerjaan penunjukan langsung ( PL ) dengan Dinas melakukan permainan fie, membuat proyek infrastruktur irigasi kwalitasnya rendah.
Invstigasi Memontum.com di titik – titik pekerjaan irigasi di Bumi Blambangan banyak ditemukan saluran irigasi yang dibutuhkan petani untuk kelancaran aliran persawahan terlihat ambrol, retak dan pecah, akibat pihak rekanan mengerjakan tidak masimal serta tidak sesuai RAB, bahkan pihak rekanan ada yang melakukan pekerjaan menggunakan borong kerja pada pihak ketiga.
Saluran irigasi, pekerjaan leading sektor Dinas Pengairan asal – asalan, di sorot lembaga swadaya masyarakat ( LSM ) Gerakan anti korupsi ( Gerak ), Sulaiman Sabang. Menurut Sulaiman Sabang ditemui di kantin DPRD Banyuwangi, Kamis (3/5/218) menyoroti hasil pekerjaan infratrutur irigasi di titik – titik hasil pekerjaan yang seharusnya dinikmati para petani untuk saluran air persawahan banyak disesalkan masyarakat. Hal ini akibat tekanan dinas yang memberlakukan fie didepan dengan nilai cukup tinggi. Sementara pihak rekanan mengambil keuntungan cukup tinggi, terjadi fakta lapangan banyak proyek irigasi yang semestinya kekuatan standart sepuluh tahun minim lima tahun.
“Namun realita proyek Anggaran Tahun 2017 banyak yang rusak. Rusak ambrol, retak dan pecah. Karena masa pemeliharaan sudah habis, menjadikan kerusakan banyak tidak dibenahi. Dan pihak Korek Air ( koordinator Ekploitasi Air ) dibawah Dinas harus bertanggung jawab. Artinya tidak membiarkan proyek ambrol dibiyarkan. Minimal secepatnya ditangani biar ambrolnya tidak mengimbas. Seperti di sungai cangking jalan anglkung caruk, proyek tahun 2016, ambrol tujuh meter di tahun 2017, hingga kini masih terbengkalai,” terang Sulaiman.
Lanjut Sulaiman, proyek infrastruktur leading sektor PU atau SKPD Tehnis berani bermain fie antar dinas dan rekanan, mengimbas tekanan pekerjaan tidak maksimal, melenceng dengan RAB. Resiko rekanan andai bermain fie, tetapi rekanan mengambil keuntungan kecil, hasil pekerjaan masih bagus dan maksimal.
“Tapi tekanan dinas, terus rekanan mengambil keuntungan tinggi, dan dilapangan pekerjaan dikerjakan pihak ke tiga, seperti di borongan sesuai gambar dan waktu yang ditentukan sesuai tertuang dalam SPK, sisi lain borong krja juga butuh penghasilan, yah otomatis hasil pekerjaan tidak maksimal. Lihat dilapangan Angga Tahun 2016, 2017, bahkan terlihat pembiaran, dan tahun 2018 masih dalam masa perawatan,” ucap Sulaiman Sabang lagi.
Kepala Dinas Pengairan Guntur Priambodo, dan kompeten yang membidangi dan Kepala Korek Air, Eko Susanto, berkali – kali dihubungi di kantor, dengan nada yang sama. “Bapak tidak ada langsung ke lapangan,” ucap Staf Dinas Pengairan.
Secara terpisah LSM Minak Jinggo, Nur Hakim, terkait banyaknya proyek leading sektor PU atau SKPD Tehnis yang pekerjaanya tidak maksimal. Beberapa titik proyek yang ditemukan dilaporkan Kejaksaan Negeri Banyuwangi. “Saya prihatin pekerjaan proyek sumber dana pemerintah, dengan hasil pekerjaan yang dikerjakan rekanan banyak yang rusak parah. Saya selaku humas LSM Minak Jinggo, sudah melaporkan beberapa berkas di Kejaksaan,” ucap Nur Hakim.
Hingga kini pekerjaan tahun anggaran 2016 – 2017 banyak yang rusak berat berat, namun tidak ada perhatian untuk diperbaiki hingga kini terlihat rusak, serta pekerjaan tahun anggaran 2018 yang hasilnya tidak maksimal masih dalam masa perawatan. Kejanggalan dalam pekerjaan dalam melakukan aktivitas lapangan tidak maksimal, namun pengawas proyek dari SKPD meloloskan dan atau membiarkan itu tidak tau atau pura – pura tidak tau, menyebabkan proses pencairan lolos seratus persen. ( but/yan )