Kota Malang

FKDM Kota Malang Ajak Mahasiswa Tangkal Radikalisme di Kampus

Diterbitkan

-

Dandim 0833 Kota Malang dan Kapolres Malang Kota, memaparkan strategi menangkal penyebaran radikalisme di lingkungan kampus. (rhd)

Memontum Kota Malang—-Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) bekerjasama dengan Bakesbangpol Kota Malang menggelar Forum Grup Diskusi (FGD) bertemakan ‘Strategi Menangkal Penyebaran Radikalisme di Lingkungan Kampus’ di Hall Borobudur The 101 OJ Hotel, Malang, Rabu (6/6/2018) sore. Hadir dalam kesempatan tersebut, diantaranya Sekda Kota Malang Wasto SH MH, Ketua FKDM Nurudin Hadi, Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri SIK MH, Dandim 0833 Kota Malang Letkol Inf Nurul Yakin MA, unsur perguruan tinggi dan BEM se-Kota Malang, dan undangan lainnya.

Sekda Kota Malang Wasto SH MH, memberikan sambutan dan membuka FGD. (rhd)

Sekda Kota Malang Wasto SH MH, memberikan sambutan dan membuka FGD. (rhd)

“FGD ini untuk mensinergikan kolaborasi antara Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah dalam menangkal masuknya paham Radikalisme ke dalam kampus. Melalui Bakesbangpol sengaja kami undang civitas akademik, diantaranya BEM dari Uniga, Unidha, Unitri, Uwiga, UMM, Polinema, dan Uwika, untuk hadir disini. Karena kampus memiliki otonomi, maka kami tidak boleh mengintervensi. Hanya sekedar mengajak atau menghimbau,” jelas Sekda Kota Malang Wasto SH MH, sebelum didapuk membuka acara.

Menurutnya, selama ini respon yang diberikan pihak sekolah maupun civitas akademika cukup bagus. Karena mereka menyadari pentingnya kondusifitas kampus dan luar kampus, utamanya saat di masyarakat. “Nantinya, para pemateri dari TNI, Polri, Pemda, tokoh masyarakat, dan lainnya, akan membekali bagaimana cara membentengi diri dari radikalisme,” tambah Wasto.

Diharapkan dalam FGD kali ini, akan menghasilkan rekomendasi apa yang dilakukan kampus dalam aktivitas keseharian. Kami melibatkan mahasiswa, BEM, dan UKP, untuk mengantisipasi dan membentengi dari paham radikalisme. Khususnya aktivitas keagamaan, baik di masjid maupun UKM. “Dari informasi BNPT, ada 7 kampus yang terindikasi masuknya radikalisme, salah satunya di Malang. Nantinya akan dirumuskan langkah konkrit apa yang dilakukan oleh Pemkot Malang, kampus, TNI, Polri, dan pihak terkait lainnya,” jelas Ketua FKDM Nurudin Hadi.

Nurudin mencontohkan Pemkot Malang telah memberikan masukan untuk memberikan materi kebangsaan saat PK2MABA. “Selain solusi konkrit, harus ada pembinaan dan pengawasan secara kontinu dalam aktivitas keseharian. Karena mereka memperoleh ilmu agama dari media sosial dan ustadz yang kurang berkompeten. Justru kampus yang berbasis agama yang lebih bisa menangkal paham radikalisme tersebut,” tukas Nurudin.

Advertisement

Sementara itu, Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri, SIK. MH, mengatakan akar dari radikalisme adalah sikap intoleransi dan alergi pada kemajemukan agama. “Ajaran mereka berdasarkan kebencian, kedengkian dan keputusasaan. Kenapa dipilih kampus, karena kampus memiliki otonomi. Mahasiswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mudah dipengaruhi, semangat tinggi, jangkauan masa dan wilayah luas. Sehingga memudahkan masuknya paham radikalisme dalam pemikiran, yang notabene mereka intelektual muda yang haus ilmu,” jelas Asfuri.

“Mereka tidak paham ajaran agama yang sebenarnya. Mahasiswa memang berintelektual tinggi, namun haus ilmu agama. Mereka belajar otodidak dari medsos dan komunitas yang mengatasnamakan agama. Para pelaku bagaikan pelepas dahaga mahasiswa untuk mereguk ilmu agama. Sayangnya mereka diberikan pemahaman yang salah. Untuk itu, peran kita untuk menangkal, membina dan mengawasi bersama. Terutama rekan mahasiswa dan civitas akademik itu sendiri yang biasa berkumpul setiap hari. Kami tidak bisa, karena kampus memiliki otonomi,” jelas Dandim 0833 Kota Malang Letkol Inf Nurul Yakin MA. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas