Kota Malang

Teknologi Biochar, Perbaiki Kesuburan Lahan Kritis

Diterbitkan

-

Dr. Ir. Widowati, MP, memberikan arahan kepada petani. (ist)

Memontum Kota Malang—Upaya meningkatkan produksi dan produktivitas lahan pertanian saat ini bukan hal yang mudah, karena ketersediaan lahan pertanian yang relatif tetap, bahkan cenderung berkurang karena berbagai faktor. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan dalam jangka pendek adalah memperbaiki kesuburan lahan tandus yang selama ini digunakan masyarakat petani sebagai sumber mata pencahariannya.

Salah satunya, petani di Desa Jetak, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, yang umumnya tetap mengelola lahan tandus dan berbatu yang dimilikinya dengan berbagai macam tanaman, yaitu jati, sawo, jagung, kacang tanah dan tanaman lainnya. Selain turut memberi nilai tambah terhadap komoditi pertanian, petani ini telah ikut terlibat secara aktif dalam menciptakan keanekaragaman pangan. Namun, beberapa petani enggan melanjutkan usaha tani karena tidak mampu mengatasi banyak kendala yang dihadapi.

Pemanfaatan Biochar untuk meningkatkan kesuburan tanah. (ist)

Pemanfaatan Biochar untuk meningkatkan kesuburan tanah. (ist)

Universitas Tribhuwana Tunggadewi, melalui Dr. Ir. Widowati, MP, dan Dr. Ir. Agnes Quartina Pudjiastuti, MS, mendapatkan hibah program kemitraan masyarakat (PKM) dari Kemenristekdikti. Tujuan dari program PKM bagi mitra petani di desa ini adalah memperbaiki lahan kritis (tandus dan berbatu), menerapkan budidaya tanaman yang optimal dan mengevaluasi usaha tani. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah penyuluhan, pelatihan, pembuatan, dan aplikasi Biochar, serta penerapan dan pendampingan budidaya tanaman dengan teknologi Biochar.

Alasan menggunakan Biochar, karena Biochar dibuat dari bahan baku limbah organik (biomassa) yang tersedia melimpah di sekitar, sekaligus sumberdaya yang terbarukan. Potensi biomassa di Indonesia sangat besar. “Contoh pada penggilingan gabah menghasilkan 16,2 – 38 persen sekam (6,6 – 11,4 juta ton sekam), tempurung kelapa 15 – 19 persen per butir (3 juta ton kopra), kulit buah kakao 830 ribu ton/tahun. Potensi utama keunggulan biochar adalah afinitasnya yang tinggi terhadap unsur hara dan persistensinya sehingga dapat meretensi hara. Kesuburan tanah terpelihara lebih lama dibanding bahan organik lain yang biasa diberikan dan mengurangi dampak perubahan iklim,” jelas Dr. Ir. Widowati, MP.

Advertisement
Bahan baku Biochar. (ist)

Bahan baku Biochar. (ist)

Biochar diproduksi melalui proses pirolisis atau karbonisasi dalam ruangan tertutup atau dalam kondisi tanpa udara. Umumnya pirolisis berlangsung pada suhu di atas 3000C dalam waktu 47 jam. Namun keadaan ini sangat bergantung pada jenis bahan dan cara pembuatannya. Sementara teknik pembuatan biochar tergantung ketersediaan sumberdaya dan skala usaha. “Biochar menggunakan bahan baku berupa limbah/residu biomassa pertanian, kehutanan, perkebunan, dan peternakan yang ketersediaanya melimpah, seperti kayu, sekam padi, batang dan tongkol jagung, serbuk gergaji, tempurung dan serabut kelapa, kulit kacang tanah, dan lainnya. Jenis bahan organik dan kondisi (suhu) produksi biochar dapat mempengaruhi kualitas biochar yang dihasilkan,” tambah Widowati, istri salah satu pejabat UB ini.

Pemberian biocar ke tanah telah terbukti mampu memperbaiki beberapa sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Tingginya ketersediaan hara bagi tanaman merupakan hasil dari bertambahnya nutrisi secara langsung dari biochar, meningkatnya retensi unsur hara dan perubahan dinamika mikroba tanah. Peran biochar terhadap peningkatan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh jumlah biochar yang diberikan ke tanah.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari (11-12 Agustus 2018) ini, tidak hanya melibatkan mitra petani, tetapi juga para petani anggota kelompok tani Sanggabuana, serta mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Para petani menyambut positif kegiatan ini dan bersedia untuk membuat biochar dalam jumlah yang lebih banyak untuk diaplikasikan di lahan mereka. Pendampingan akan terus dilakukan, agar hasilnya lebih nyata dan bisa berkesinambungan. Pemanfaatan biochar untuk memperbaiki lahan kritis di wilayah ini mendapat dukungan penuh Kepala Desa Jetak, Bapak H. Moh. Zuhri Ali, SH. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas