Kota Malang

IBU Gratiskan Mahasiswa Terdampak Gempa Lombok

Diterbitkan

-

Walikota Malang Sutiaji dan Rektor IBU Dr Nurcholis Sunuyeko, bersama jajaran dan mahasiswa baru. (rhd)

*1.010 Maba IBU Ikuti Posmaba

Memontum Kota Malang—-Sekitar 1.010 mahasiswa baru (maba) IKIP Budi Utomo (IBU) Malang tahun akademik 2018/2019, mengikuti Program Orientasi Mahasiswa Baru (Posmaba), di Gedung Kartini, Malang, selama 3 hari, (27-29/9/2018). Dibuka oleh Rektor IBU Dr Nurcholis Sunuyeko, dan dihadiri Walikota Malang Sutiaji.

Rektor Nurcholis Sunuyeko mengucapkan selamat datang kepada 1.010 maba S1 dan S2 IBU. Dalam kesempatan yang sama, Nurcholis menyatakan civitas akademika IBU sangat mengapresiasi kedatangan Walikota Malang Sutiaji dalam Posmaba. “Semoga dengan amanah jabatan baru, Walikota Malang dapat membangun kota Malang yang lebih baik dan lebih maju dari sebelumnya. Kami sangat berterimakasih, karena baru IBU satu-satunya perguruan tinggi di Malang yang dihadiri Walikota Malang dalam acara seperti ini. Walikota aja mau hadir, ini menunjukkan kalau ada isu IBU sebagai PTS illegal, dan lulusan IBU tidak bisa diterima jadi pegawai negeri sipil, itu dipastikan Hoax. Itu fitnah,” terang Nurcholis, dalam sambutannya.

Nurcholis juga menambahkan, ada banyak fase yang harus dilalui maba, agar menjadi mahasiswa yang dapat melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Jika umumnya Tri Dharma Perguruan Tinggi itu ada tiga, namun di IBU ada 4, selain Tri Dharma plus Kemanfaatan dan Kepedulian. “Misal beasiswa dari berbagai pihak untuk yang membutuhkan. Contoh konkretnya, IBU memberikan beasiswa dengan membebaskan biaya apapun secara penuh bagi mahasiswa dari keluarga terdampak gempa bumi di Lombok. Berlaku mulai semester ini hingga lulus,” ungkap Nurcholis.

Advertisement
Rektor IBU menyematkan jas almamater keluarga kehormatan kepada Walikota Malang. (rhd)

Rektor IBU menyematkan jas almamater keluarga kehormatan kepada Walikota Malang. (rhd)

Sebenarnya ada 1.430 calon mahasiswa baru yang berminat kuliah di IBU. Namun mengingat aturan rasio dosen dan mahasiswa, akhirnya hanya 1.010 maba yang diterima. Termasuk 17 maba asing asal 12 negara, dari total 86 mahasiswa asing asal benua Eropa, Australia, Amerika, dan lainnya, dimana mereka diajarkan Budaya dan Bahasa Indonesia.

Rektor IBU menyematkan almamater kepada maba. (rhd)

Rektor IBU menyematkan almamater kepada maba. (rhd)

Lebih dari 80 persen mahasiswa IBU berasal dari luar kota Malang. Mereka kebanyakan berasal dari Indonesia Timur. Disisi lain, menilik mahasiswa Indonesia Timur yang beberapa kali terlibat gesekan dengan masyarakat, justru di IBU tidak pernah ada kasus. Disinggung tentang resepnya, Nurcholis menegaskan bahwa setiap mahasiswa IBU telah dibekali ke-Budi Utama-an yang berprinsip ke-Indonesia-an yang mengandung kepatutan dan kepatuhan. “Patut, artinya menjaga adab, sopan santun, etika, dan norma. Patuh artinya tunduk kepada hukum yang berlaku, adat istiadat, dan lainnya. Bukan saja tentang toleransi, namun pengendalian emosional. Jika patut dan patuh, maka emosi dapat dikontrol,” tukas Nurcholis.

Walikota Malang Sutiaji memberikan kuliah tamu. (rhd)

Walikota Malang Sutiaji memberikan kuliah tamu. (rhd)

Senada, Walikota Malang Sutiaji yang baru saja dilantik awal pekan ini, mengucapkan selamat datang kepada anak bangsa seantero (nasional dan internasional) di Bhumi Arema, tepatnya di IBU. Sutiaji mengingatkan maba tentang niat awal mereka untuk mengejawantahkan instrumen dirinya mencari ilmu di Malang. “Ini sebagai fase masa depan bangsa, bahwa pemuda sebagai agent of change dan agent of innovation. IBU hadir di tengah-tengah masyarakat, menjadi mediator dan katalisator. Dalam Ikrar BEM tadi, menunjukkan bahwa mahasiswa anti anarkis, mengedepankan problem solving melalui keilmuan, local wisdom, pengabdian, revolusioner paradigma, berbasis analis empiris, dan lainnya. Karena anarkis bukan sifat Allah yang penuh kasih sayang,” jelas Sutiaji.

Prinsip Learning by doing, harus menjadi ciri khas mahasiswa untuk inovatif dan kreatif sebagai upaya pendekatan keilmuan dan pembelajaran. Sutiaji mengapresiasi komitmen IBU sebagai IKIP yang paling bertahan di Malang, dan Indonesia. “Kolaborasi pendidikan dan pengajaran memang tidak bisa dipisahkan. Super ego menjadi kontrol antara IQ dan EQ, untuk berperilaku sesuai moral, norma, dan agama,” tandas Sutiaji, sembari mengenalkan salam semangat baru, Malang Kucecwara, Bermartabat. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas