Bondowoso

Head to Head Dafir & Salwa Bukan Tsunami Politik, Elektabilitas Dafir Masih Mendominasi

Diterbitkan

-

Ahmad Dhafir

Memontum Bondowoso–Head to head H Achmad Dafir, S. Ap dengan KH Salwa Arifin dalam Pilkada yang akan digelar serempak 2018 mendatang mengubah percaturan politik lokal Bondowoso. Namun, head to head Dafir dan Salwa bukanlah tsunami politik, sebab bagaimana pun, kekuatan politik Dafir hingga kini masih belum tertandingi oleh bakal calon manapun termasuk KH Salwa Arifin yang juga memiliki elektabilitas tinggi.

 

 

“Dafir itu sudah lama membangun simbol dan simpul politik, sehingga kekuatan politik Dafir sulit dikalahkan. Artinya, di atas kertas, jika saat ini Pilkada, maka tidak ada alasan bagi Dafir untuk kalah. Dafir itu membangun komunikasi politik sudah sangat lama, rasanya sulit membongkar bangunan politik yang sudah terbangun sedemikian rapi itu,” ujar pemerhati sosial dan hukum asal Jember, Subhan SH.

Advertisement

 

 

Menurut Subhan, gaya dan komunikasi politik yang dibangun oleh Dafir sangat sederhana namun memiliki kekuatan yang luar biasa besarnya.

 

Advertisement

“Dafir itu cukup piawai memainkan perannya. Ia mampu memainkan peran tanpa menyakiti kawan maupun lawan. Kekuatan struktur jelas sudah ia kuasai, termasuk juga kekuatan kultur. Ia memiliki jaringan lintas organisasi. Lihat saja orang-orang sekeliling Dafir, cukup berwarna,” tandas Subhan.

 

 

Subhan mengaku bahwa masyarakat Bondowoso saat ini memang masih dinilai masih belum melek politik, tetapi masyarakat yang belum melek politik itu tidak begitu dominan.

Advertisement

 

“Saya kira, apa yang dikemukakan oleh Direktur LSM Jaka Jatim itu berlebihan. Atau mungkin yang melihat Bondowoso dari luar. Ya pengaruhnya tidak begitu besar untuk melahirkan disintegerasi sosial jika Dafir dan Salwa itu head to head,” ujarnya.

 

 

Advertisement

Sementara itu, KH. Salwa Arifin memang harus diakui juga memiliki kekuatan politik, tetapi kekuatan politik yang dimiliki KH. Salwa masih harus diuji apakah anggapan anggapan itu nantinya mampu mengubah tatanan politik atau tidak.

 

 

“Sebab, KH Salwa itu tidak banyak memiliki peran politik. Ia hanya mendapatkan penilaian sebagai pemimpin amanah. Tetapi ia masih belum mampu menancapkan kekuatan politiknya sebagaimana yang dimiliki oleh Dafir,” tukasnya. (cw-1/yan)

Advertisement

 

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas