Kota Malang

Mahasiswi Polinema Berbagi Pengalaman Ikuti TFI SCALE V di Singapura

Diterbitkan

-

Mahasiswi Polinema Berbagi Pengalaman Ikuti TFI SCALE V di Singapura

* Tukar Pengalaman, Ajak Delegasi Aplikasikan Keilmuan di Bali

 
Memontum Kota Malang – Usai mengikuti mengikuti program Temasek Foundation International Specialist’s Community Action and Leadership Exchange Programme 2018 (TFI SCALE V) di Singapura selama 3 pekan di bulan Oktober 2018, keenam mahasiswi Politeknik Negeri Malang (Polinema) berbagi pengalamannya.

Dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Yayasan Temasek International Foundation Indonesian Singapore, bersama Republic Politechnic of Singapore, beberapa Sekolah dan Akademi Pariwisata dari Bali, Makasar, Medan, Lombok, Palembang, dan Bandung, serta Polinema ini, mereka menerima pembekalan keilmuan dan praktek langsung tentang Pariwisata dalam tema Suistanable Hospitality Industry di Singapura.

 Sharing ide dalam kelas antar kelompok. (ist)

Sharing ide dalam kelas antar kelompok. (ist)

Keenam mahasiswi yang terbagi dari 3 mahasiswi prodi D4 Manajemen Pemasaran, yakni Faiq Hilyatil Izzah, Sarah Apriliani Binti Mohammad Rais, dan Yustika Ardianti, serta 3 mahasiswi prodi Bahasa Inggris, yakni Nadila Cahyarani, Ninda Dzakiyah Maulida, dan Riska Syahnia, melakukan observasi dan implementasi di 3 destinasi wisata Singapura, yaitu China Town, Civic District, dan Sentosa Islands.

“Ada 24 orang mahasiswa Indonesia dan 24 orang mahasiswa dari Hospitality Industry. Kami membaur bersama dan dipecah menjadi 6 kelompok beranggotakan masing-masing 8 mahasiswa. Kami dituntut membuat proyek dengan kombinasi beberapa ide untuk menemukan permasalahan dan menawarkan ide solutif untuk perbaikan maupun ide baru yang belum pernah ada sebelumnya. Kebetulan saya kebagian observasi di China Town,” jelas Ninda Dzakiyah Maulida, mahasiswi semester 3 D3 Bahasa Inggris Polinema ini, kepada Memontum.com.

Menikmati perjalanan wisata di destinasi wisata Singapura. (ist)

Menikmati perjalanan wisata di destinasi wisata Singapura. (ist)

Kelompok Ninda melakukan rekonstruksi jalan sempit dan tidak nyaman karena banyaknya pedagang China yang memadati area. Dari observasi selama 2 minggu, kelompok Ninda memberikan beberapa masukan kepada pelaku usaha dan stakeholders setempat, seperti produk yang pernah dijual sebelumnya namun cukup menarik untuk dijual, menyediakan koin China sebagai alat pembayaran wisatawan asing di China Town, penggunaan kostum China baik bagi penjual maupun pembeli, dan lainnya.

“Sebenarnya kami dituntut menyelesaikan proyek dengan mengedepankan tema tugas Suistanable, dan Tourist Experience. Ada banyak ide yang bisa diterapkan. Bahkan 2 kelompok lainnya ada yang menggunakan aplikasi yang hanya bisa digunakan di sana. Kami juga mendirikan stand yang mengusung budaya Indonesia untuk diperkenalkan di Singapura. Seperti gantungan kunci wayang dan topeng Malangan, makanan khas kripik tempe, dodol, empek-empek, kain batik, songket, dan lainnya,” tukas Ninda.

Advertisement

Rencananya, peserta TFI SCALE V akan melakukan hal yang sama, yaitu observasi dan implementasi di kawasan Pandawa, Bali, pada bulan Maret 2019 mendatang. “Kegiatan ini untuk menambah kepercayaan diri dan perspektif mahasiswa dalam menghadapi era MEA, dengan konsep bekerjasama antar mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Singapura dalam suatu proyek. Sekaligus pertukaran, pengenalan, dan belajar budaya. Secara tidak langsung mereka upgrade keilmuannya dari yang didapat di Polinema,” ungkap Kepala Jurusan Bahasa Inggris Polinema Dr Sugeng Hariyanto, didampingi Siti Rohani, PhD, dosen pendamping mahasiswi. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas