Kota Malang

Perkuat Pendidikan Karakter di Era Revolusi Industri 4.0

Diterbitkan

-

Pemakalah menyampaikan presentasi ilmiah. (rhd)

*Simposium HUT ke-73 PGRI dan HGN 2018

Memontum Kota Malang—Pemerintah Kota Malang bersama stakeholders dan lini potensi yang ada bertekad mewujudkan pendidikan karakter sejak dini, sehingga ke depan mampu membentuk karakter generasi penerus bangsa yang bermartabat dan berkarakter berdasarkan nilai – nilai kearifan lokal (local wisdom). Salah satunya, diwacanakan penghapusan kurikulum Calistung untuk siswa SD kelas 1 dan 2, dan menggantinya dengan penguatan pendidikan karakter, seperti disiplin waktu, disiplin menjalankan aturan dan peraturan seperti antri dengan tertib, berbuat dan berperilaku jujur demi terwujudnya generasi bermartabat, dan lainnya.

Hal ini disampaikan Ketua PGRI Kota Malang sekaligus Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Dra. Zubaidah, MM, saat membuka gelaran Simposium Pendidikan Karakter di Era Revolusi Industri 4.0 dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-73 Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) 2018, di Aula SMA Negeri 3 Malang, Selasa (13/11/2018). “Tema ini sesuai dengan visi misi Walikota Malang Drs. H. Sutiaji. Sehingga patut didukung,” jelas Ida, sapaan akrabnya.

Kegiatan yang diikuti oleh 210 peserta dari perwakilan kecamatan se-Kota Malang dan 28 pemakalah jenjang TK, SD, SMP, dan SMA/SMK ini, menghadirkan motivator Dr Umi Dayati MPd,, sekaligus Koordinator Prodi Pascasarjana Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Malang (UM).

Advertisement

Dalam era Disrupsi dan era Revolusi Industri 4.0, muncul teknologi-teknologi baru yang mengakibatkan perubahan luar biasa pada semua elemen. Tak terkecuali dengan dunia pendidikan, dimana para pendidik dituntut mampu menyesuaikan diri terhadap era revolusi tersebut dan mampu membaca analisis dan menggunakan informasi di dunia digital. Dr. Umi Dayati mengingatkan bahaya akan kemajuan Teknologi dan Informasi (TIK), jika tidak disikapi dengan bijaksana akan membawa dampak negatif.

“Terlihat duduk bersebelahan, tapi tidak menjalin komunikasi atau saling berbicara satu sama lain, dikarenakan sibuk dengan telepon genggam masing-masing. Ini sebuah fenomena yang sangat mengkhawatirkan, apalagi jika generasi muda terjangkit kecanduan gadget, sehingga tingkat sosialisasinya akan rendah dan tergantikan egoisme yang tinggi,” terang Umi Dayati.

Umi mengajak para guru menjadi guru yang ceria, cerdas, cemerlang, bermartabat yang layak diteladani oleh anak didik. “Marilah kita terus belajar untuk meningkatkan potensi diri dan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara arif dan bijaksana, sehingga kita tidak menjadi korban. Namun menjadi insan yang berkualitas secara intelektual, emosional dan religius,” pesan Umi Dayati, dihadapan ratusan peserta simposium.

“Agenda tahunan Pengurus Daerah PGRI Kota Malang kali ini, untuk mendeseminasikan karya-karya terbaik penulis Kota Malang agar dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah, serta memberi wadah bagi para penulis Kota Malang dalam kegiatan publikasi ilmiah melalui presentasi ilmiah sesuai jenjang,” jelas Henny Suhariyono, M.Pd, Ketua Pelaksana. (rhd/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas