Jember

Pasutri Disambar Kereta Api Tawangalun, Kaki Terlempar

Diterbitkan

-

LOKASI : Perlintasan kereta api jalan Mangga Lingkungan. (ist)

Jember, Memontum – Dua pasangan sejoli yang terikat dalam perkawinan (Suami istri) tewas tersambar Kereta Api Tawang Alun Jurusan Banyuwagi – Malang, Selasa (2/7/2019) sekitar Pukul 7.30, di perlintasan Rel yang ada di Jalan mangga Lingkungan Cakring Kelurahan/Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ketika hendak menyebrang.

Informasi yang didapat wartawan memontum.com di Lokasi kejadian, Pasangan Suami – Istri (Pasutri) tersebut adalah bernama Askin (49) salah satu dosen di Universitas Jember dan istrinya Inggarwangi Nurcahyani (44) warga Kelurahan/ Kecamatan Sumbersari. Namun, informasi yang beredar pasutri itu sudah tinggal di sekitar lokasi.

Saat kecelakaan, Pasutri itu mengendarai sepeda motor matic Merk Honda Beat dengan Nopol P 6901 QK warna Putih dengan Plepet hijau tidak mengetahui adanya kereta api hendak lewat.

Saat tersambar, tubuh si laki – laki (Askin) hancur berkeping-keping, kedua Kaki terpisah dari tubuhnya sejauh 3 atau 4 meter dan tubuhnya penuh dengan luka, sedangkan korban istrinya mengalami luka parah di bagian kepala sangat parah.

Advertisement

Menurut salah satu relawan penjaga perlintasan kereta api, Suparman (76) warga sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) menyampaikan saat kejadian berlangsung yang menjaga pos perlintasan kereta api (Palang pintu) daerah itu dirinya dengan temennya (Toha).

PASUTRI : Tubuh korban setelah tersambar kereta Api di jalur rel kereta. (ist)

PASUTRI : Tubuh korban setelah tersambar kereta Api di jalur rel kereta. (ist)

“Yang jaga tadi Pak Toha, dari pukul 06.00 WIB sama saya. Saat itu Pak Toha ada disini (Sambil menunjukkan tempat Toha berada) sedang berbicara dengan tukang becak dan tidak tahu kalau ada kereta dari timur, pintunya sebelah akhirnya tidak ketutup,” kata Suparman saat ditemui di pos pintu kereta api sekitar lokasi.

Suparman mengungkapkan, bahwa palang pintu perlintasan kereta api sebelah barat rusak dan yang tertutup sebelah timur. “Disini (barat) tidak bisa ditutup karena rusak, ” katanya.

Biasanya Sambung Suparman, “Kalau kereta lewat, bisa dilihat pukul berapa mau lewat, ada yang pukul 09.00, ada yang pukul 10.30 dan kalau ada tambahan pukul 12.00.”

Sementara, saat ditemui di lokasi kejadian Junior Manager Pengamanan Kereta Api Daops IX Dirgantoro menjelaskan jika pintu perlintasan kereta api itu tidak resmi dijaga relawan atau swadaya masyarakat sekitar. “Kalau palang pintu ada, tapi dijaga oleh warga,” jelasnya.

Advertisement

Sedangkan, menurut anggota Laka Lantas Polres Jember Bripka Agung Wisnu mengungkapkan jika perlintasan itu ada palang pintunya dan dijaga oleh relawan, Tetapi palang pintu ada yang rusak yakni di sisi barat, sedangkan pintu sebelah timur bisa ditutup.

“Jadi pada saat kereta lewat, sebelah timur tertutup dan sebelah sisi barat tidak bisa, karena rusak. Akhirnya, sepeda motor lewat dan kereta api dari arah utara ke selatan langsung menghantam sepeda motor itu,” ungkapnya.

Agung menuturkan korban ketika itu dari arah barat hendak melintasi rel kereta api, sedangkan kereta api dari utara menuju ke selatan.

“Penjaga ada, namun yang tertutup cuma satu palang pintu, karena sisi barat rusak. Sedangkan pengendara, dari arah barat hendak menyeberang rel ke arah timur masuk jalan raya,” tuturnya.

Advertisement

Agung menambahkan, akibat kejadian ini korban ada dua orang, suami istri dan langsung meninggal dunia, sedangkan sepeda Motor yang di kendarai terseret sekitar 300 m dari lokasi awal tertabrak kereta.

“Sepeda motor terbawa dan korban juga ikut terseret kereta api, setelah melapor ke Stasiun terdekat selang berapa menit kemudian, keretapun melanjutkan perjalanan,” imbuhnya. (gik/yud/oso)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas