Kota Malang

Diapresiasi Wapres, FT UB Sempurnakan Alakantuk Secepatnya

Diterbitkan

-

Diapresiasi Wapres, FT UB Sempurnakan Alakantuk Secepatnya

Memontum Kota Malang — Usai peresmian Jusuf Kalla Innovation and Entrepreneurship Centre” (JKIEC) dalam rangkaian kegiatan Seminar Nasional Hilirisasi Inovasi Tehnologi dan Start-up Bisnis di Widyaloka, Universitas Brawijaya, Malang, Senin (4/12/2017), Wakil Presiden H HC Jusuf Kalla memberikan apresiasi atas karya mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) Malang, ALas Anti KANTUK (Alakantuk), yang dipamerkan di lantai bawah gedung Widyaloka UB.

Tentu apresiasi Wapres begitu berarti dan membuat tim Alakantuk yang diawaki Wahyu Tsary Naufal (ketua), Asri Anjasari, dan Prayoga Bintang Primawan, bersemangat menyempurnakan prototype Alakantuk. “Waktu itu pak JK langsung menyarankan Alakantuk digunakan untuk anggota DPR saat rapat, karena fungsinya mengatasi kantuk disaat tak tepat. Nah, ini peluang bagi kami, untuk itu kami harus segera menyempurnakannya,” jelas Asri, yang diamini kedua rekan prianya, dimana ketiganya merupakan mahasiswa angkatan 2016.

Alakantuk merupakan bantal duduk yang memberikan respon getaran dengan listrik kecil, jika pengguna tiba-tiba mengantuk menuju fase lelap atau hampir tidur. Komponen Alakantuk terdiri dari sensor detak jantung, motor servo, baterai lithium 2.300 mAh, dan microprocessor arquino nano.

“Sensor detak jantung dipasang pada pergelangan tangan. Jika tekanan jantung orang yang mengantuk di bawah 80 kali per menit, maka sensor detak jantung akan mengirimkan sinyal ke microprocessor arquino nano, melalui bluetooth yang diteruskan ke motor servo dan bergetar untuk memberikan kejutan pada pengguna sekitar 60 Hz. Ada 4 motor servo yang kami tanam dalam bantal. Motor akan terus bergerak hingga kesadaran pengguna kembali pulih, atau detak jantung diatas 80 kali per menit,” jelas Naufal, sembari menambahkan waktu standby baterai mampu bertahan 3-4 jam.

Advertisement

Alakantuk merupakan karya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2017, yang mulai dikonsep November 2016, dan mulai membuat prototype Maret 2017 dengan masa pengerjaan selama 3 bulan. “Idenya muncul mengurangi tingginya angka kecelakaan Roda 4 akibat mengantuk. Selain itu, berguna untuk mahasiswa dengan jadwal kuliah padat yang biasanya bikin lelah. Karena kami juga sempat mendapatkan pengalaman lelah dan ngantuk itu. Hambatannya trial and error hingga puluhan kali. Jika dikalkulasi, trial and error sudah menghabiskan dana sekitar Rp 5-7 juta, meski jika dibuat per satuan eceran komponen hanya sekitar Rp 1,5 juta,” jelas Yoga.

Uji coba Alakantuk dilakukan pada 10 orang, dengan posisi bantal diduduki pada berbagai profesi. Namun efektif pada pengemudi Roda 4 dan mahasiswa saat jam kuliah. “Memang saat ini masih dalam bentuk prototype, dan akan kami sempurnakan. Yang perlu perbaikan diantaranya indikator lebih banyak, desain dan chasing lebih simple, responsif gerakan motor, dan lainnya. Untuk merespon gagasan dan saran Wapres, rencananya akan diproduksi massal. Untuk itu, kami masih menunggu kebijakan kampus UB,” tukas Naufal. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas