Kota Malang

FT UB Kenalkan E-Kart, Go-Kart Listrik Cerdas Pertama di Indonesia

Diterbitkan

-

Uji coba E-Kart, sebagai kendaraan Go-Kart listrik cerdas pertama di Indonesia. (rhd)

Memontum Kota Malang—–Mahasiswa dan dosen Teknik Eletro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (TE FT-UB) berkontribusi dalam pengembangan kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Mereka memperkenalkan Electric Vehicle E-Kart (Electric-Kart) TEUB Smart Electric Vehicle (SEV), sebagai prototype kendaraan listrik cerdas pertama dari UB yang dikembangkan oleh kelompok penelitian kendaraan listrik UB. Bentuknya mirip Go-kart, hanya menggunakan baterai sebagai sumberdayanya, dan menggunakan gawai sebagai alat kontrol.

E-Kart dirintis sejak 2015, dan diklaim sebagai prototype kendaraan Go-kart listrik cerdas pertama di Indonesia. E-Kart menggunakan sistem penggerak motor listrik bertenaga 12pk dengan tegangan 72-84 volt dari baterai lithium. Saat ini, tim masih mengembangkan sistem navigasi cerdas, serta pengendalian dan monitoring secara wireless melalui smartphone berbasis android. “Android berfungsi menyalakan dan mematikan, maju mundur, dan mengidentifikasi level baterai. Karena sel masih terbatas, untuk pengisian setengah hingga 1 jam, E-Kart mampu menempuh jarak 30 kilometer, dengan kecepatan 70-80 km/jam. Untuk riset, menghabiskan dana sekitar Rp 100-200 juta,” jelas Bayu A. Pamungkas, salah satu tim mahasiswa, kepada Memo X.

Tim mahasiswa E-Kart. (rhd)

Tim mahasiswa E-Kart. (rhd)

Sekitar 30 mahasiswa TE FT-UB yang terlibat dalam Kelompok Penelitian Kendaraan Listrik yang meriset dan merangkai E-Kart. Sebelumnya, E-Kart sempat diperkenalkan dalam acara Pengembangan Ilmu dan Teknologi bertajuk Indonesia Supermoto Championship (ISC) 2018, kerjasama UB dengan Eslinore yang digelar di UB Dieng, 9 September 2018 lalu.

Penelitian ini melibatkan dosen TEUB, diantaranya Ir. Wijono. MT, Ph.D, Warno Djuriatno, ST, MT, Ir. Eka Maulana, ST, MT. M.Eng, M. Aziz Muslim, ST, MT., PhD, dan Mulyadi, ST., serta beberapa mahasiswa. “Waktu itu, mumpung ada kegiatan ISC, sekalian kami kenalkan dan uji coba sebagai inisiasi Formula-E di Indonesia. Ini merupakan langkah awal untuk sistem transportasi yang hemat energi dan ramah lingkungan,” ujar Eka Maulana, mendampingi Wijono, Ketua Tim.

 Mantan Rektor UB, Prof. Bisri, turut mencoba E-Kart saat ISC. (ist)

Mantan Rektor UB, Prof. Bisri, turut mencoba E-Kart saat ISC. (ist)

Sementara itu, Hafidh Hidayat, driver E-Kart, mengatakan pengalamannya dalam mengendalikan E-Kart sembari mengontrol via gawai. “Kalau mengemudikan E-Kart hampir sama dengan mengemudi Go-kart. Hanya saja lebih cerdas seperti kendaraan mewah saat ini, untuk menyalakan, mematikan, maju dan mundur, menggunakan gawai (android, red). Sayangnya belum ada tempat untuk meletakkan gawai saat mobil jalan. Jadi kurang praktis, karena harus segera masukkan android ke saku. Getarannya juga masih terasa karena belum menggunakan suspensi. Masih perlu perbaikan. Untuk aerodinamis, hempasan anginnya tak begitu terasa,” tukas mahasiswa semester 5 ini, usai mencoba E-Kart di pelataran gedung B FT-UB. (rhd/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas