Sidoarjo

Gubernur Jatim dan Bupati Sidoarjo Panen Padi Ratun R5 di Puspa Agro

Diterbitkan

-

PANEN - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah panen padi ratun R5 di Puspa Agro, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Senin (17/06/2019)

Memontum Sidoarjo – Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah bersama Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa panen hasil uji coba padi Ratun R5 di Puspa Agro, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Senin (17/6/2019). Dalam panen raya itu, selain Khofifah didampingi Abah Ipul juga didampingi Kadis Pertanian Jatim, Dirut PT Jatim Grha Utama, dan Dirut PT Panca Wira Usaha turun langsung untuk memanen padi.

Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah meminta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Sidoarjo agar segera mensosialisasikan kepada petani dan gapoktan soal padi Ratun R5. Alasannya, temuan padi ini sangat membantu sekali bagi para petani. Apalagi, lahan hijau di wilayah Sidoarjo sekarang tinggal 7.000 hektar.

“Dengan sistem Ratun R5 jumlah hasil panen akan meningkat dibanding model penanaman biasa,” kata Abah Ipul.

Sementara itu, usai mencoba memanen padi Ratun R5, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menilai terobosan tanaman padi dengan teknologi Ratun sangat cocok untuk dikembangkan di semua jenis lahan. Keunggulannya, hanya dengan sekali tanam, bisa dipanen sampai lima kali dalam waktu setahun. Baginya, tanaman padi dengan teknologi Ratun ini adalah Revolusi kelima.

Advertisement

“Penemuan ini memberikan testimoni. Ini sangat cocok dikembangkan di semua jenis lahan. Untuk HAKI sebagai hak kekayaan intelektual sudah turun. Harapannya, para pimpinan Bakorwil bisa mengembangkan di wilayahnya masing-masing,” pintahnya.

Selain itu, Khofifah minta metode penanaman padi Ratun R5 yang dengan sekali tanam bisa dipanen lima kali selama setahun ini segera disosialisasikan ke para petani dan Gapoktan. Alasannya sistem tanam Padi Ratun R5 sangat baik untuk menopang swasembada pangan khususnya padi di Jatim.

“Inovasi penanaman padi Ratun R5 mengurangi pemakaian pupuk NPK hingga 50 persen. Selain itu membantu daya dukung ketersediaan pangan serta bisa mengatasi problem kemiskinan di pedesaan. Bahkan para petani tidak meninggalkan pekerjaan lainnya,” tegas mantan Menteri Sosial era Jokowi itu.

Apalagi, kata Khofifah inovasi penanaman padi Ratun R5 juga bisa dikembangkan dengan sistem polybag (pot plastik). Hal ini yang tengah digalakkan untuk mengatasi problem urban farming.

Advertisement

“Berkurangnya lahan pertanian menjadi persoalan saat ini. Ekstensifikasi lahan yang sangat mungkin untuk dikembangkan. Jadi harus intensifikasi lahan dengan metode ini (Ratun) sangat cocok,” paparnya.

Sementara Penemu Inovasi Teknologi Ratun, Koos Kuntjahjo yakni pria yang berlatar belakang pendidikan sarjana hukum alumni Universitas Airlangga ini mengaku optimis penanaman padi Ratun akan banyak membantu petani meningkatkan hasil panen.

“Selain bisa menghemat pupuk sampai 50 persen. Kualitas bulir padinya juga tidak kalah. Sama seperti padi pokok atau induknya. Apalagi, panennya bisa sampai lima kali dalam setahun,” tandasnya. (Wan/yan)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas