Surabaya

Ingatkan Pesan Persatuan Lewat Drama Musikal Sumpah Pemuda

Diterbitkan

-

Siswa-siswi SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan caranya, di halaman sekolahan, Kamis (25/10). Mereka menggelar teatrikal yang mengisahkan perjuangan Pangeran Diponegoro hingga gerakan kaum muda untuk merumuskan Sumpah Pemuda. Tampilan mereka dengan pakaian adat menguatkan keberagaman NKRI. (ano)

Memontum Surabaya—-Hari Sumpah Pemuda 2018 ini diperingati dengan cara berbeda oleh siswa-siswi SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya. Di halaman sekolah mereka menggelar drama musikal, Kamis (25/10/2018). Menariknya, pelajar itu mampu menyampaikan pesan lewat tontotan akan pentingnya menjaga semangat kerukunan diantara Kebhinekaan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) yang kini coba diusik pihak tidak bertanggung jawab bersamaan tahun politik.

Drama musikal dibuka dengan salah satu siswa, Gilang Ahmad Syarif Hidayatullah, memerankan Pangeran Diponegoro. Dengan menunggang kuda, dia memasuki halaman sekolah yang seolah digambarkan sebagai markas penjajah. “Pangeran Diponegoro datang untuk memenuhi undangan perundingan Belanda. Ternyata dijebak, dan diasingkan. Jadi tidak benar jika Pangeran Diponegoro ditangkap. Sejarah ini yang kita luruskan melalui drama musikal ini,” kata Gilang.

Dia mengaku sebulan berlatih. Menurutnya yang sulit adalah naik kuda. Gilang perlu belajar naik kuda yang disewa sekolah.

Selesai tema perjuangan Diponegoro, cerita drama musikal bergeser pada upaya kaum muda menyusun naskah Sumpah Pemuda yang akan dibacakan bersamaan Hari Sumpah Pemuda kali pertama. Siswa-siswi mengenakan pakaian adat menggambarkan betapa majemuknya Indonesia yang kesemuanya terangkum dalam Sumpah Pemuda. Semangat untuk berbahasa, berbangsa, ber-Tanah Air satu yakni Indonesia.

Siswa-siswi senang senang bisa berpartisipasi menggelar kreatifitas dalam wujud drama musikal. “Senang, walaupun berpanas panas dan keringat bercucuran. Harapannya ke depan drama musikal lebih dikembangkan lagi,” harap Sakina Nabilla, siswi lainnya di SMATAG.

Sementara itu, Kepala SMATAG Prehantoro menuturkan bahwa drama musikal dan semua persiapannya dilakukan siswa. “Acara ini untuk menanamkan semangat dan jiwa persatuan ke anak-anak. Dengan nilai Sumpah Pemuda anak-anak akan bangkit menjaga persatuan. Harapannya lulusan SMATAG jadi pendukung bangsa,” kata Pak Pre, sapaannya.

Advertisement

Di SMATAG sendiri kedisiplinan dan kebersamaan ditanamkan ke anak-didik. Dari kebersamaan, persaudaraan menuju persatuan. “Bersamaan tahun politik sekarang, peringatan Hari Sumpah Pemuda ini untuk mengingatkan pelajar agar tidak larut dalam kegiatan politik, terlebih terjebak dalam beradu opini dan argumentasi terkait dukung mendukung melalui sosial media,” pungkas Pre. (ano/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas