Kota Malang

Jumlah Petani di Kota Malang Tinggal 6000 Jiwa

Diterbitkan

-

Sekda Kota Malang Wasto. (man)

Memontum Kota Malang—Seiring dengan perkembangan Kota Malang semakin pesat. Masyarakatnya mulai engan bekerja disektor pertanian. Sawah dan ladang warga dijual kepengembang untuk lahan pertokoan, perkantoran dan perumahan.

Tahun 2013 sesuai hasil survey dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang. Jumlah petani di Kota Malang diperkirakan mencapai 13.600 orang. Namun saat ini diperkirakan tinggal 6000 orang saja.

Profesi petani tidak diminati oleh generasi muda Kota Malang. Jumlah petani yang tersisa hingga saat ini berasal dari golongan tua yang tetap mempertahankan sawah dan ladangnya.

“Warga Kota Malang harus berbaik hati kepada penduduk Kabupaten Malang. Sebab semua bahan makanan sayur mayur, beras dan daging dihasilkan dari Kabupaten Malang. Kini jumlah petani di Kota Malang tidak lebih dari 1/4 jumlah penduduk Kota Malang mencapai 900 ribu jiwa,” ungkap Kepala BPS Kota Malang Mochammad Sarjan.

Advertisement

Sarjan bisa memahami kalau jumlah petani di Kota Malang terus menyusut. Warga Kota Malang awalnya berprofesi sebagai petani kini bekerja diberbagai sektor usaha.

“Selama setahun putaran uang dari warga Kota Malang yang tidak lagi bekerja disektor pertanian kita perkirakan mencapai Rp7 triliun,” imbuh Sarjan, akhir pekan kemarin.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Wasto menyatakan, Pemprov Jatim sesungguhnya mengizinkan Pemkot Malang tidak memiliki lahan pertanian.

Namun demi menjaga keseimbangan usaha dan keseimbangan alam di Kota Malang. Pemkot Malang memutuskan untuk tetap mempertahankan sektor pertanian. Khususnya pada lahan atau aset Pemkot Malang.

Advertisement

“Sektor jasa dan perdanganan menjadi mata pencaharian utama warga Kota Malang. Walaupun petani di Kota Malang semakin sedikit. Pemkot Malang tetap peduli terhadap pertanian. Kini sebagai pengganti lahan sawah. Pemkot mendorong masyarakat memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk ditanami sayur mayur dan buah buahan,” ucap Wasto.

Krisis petani tidak saja terjadi di Kota Malang. Pemkot Batu juga menghadapi hal serupa. Saat ini generasi muda di Kota Batu enggan bekerja disektor pertanian dan peternakan.

Generasi muda di Kota Batu memilih bekerja disektor jasa dan menjadi karyawan tempat wisata. “Misalkan ada 100 orang remaja. Hanya 1-2 orang saja yang mau menersukan usaha orang tuanya sebagai petani. Pemkot Batu perlu membangun kesadaran untuk generasi mudanya. Supaya mau mekuni usaha pertanian,” jelas Heli Suyanto, tokoh masyarakat Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji.

Sebagai kota pertanian sangat disayangkan kalau generasi mudanya tidak suka bekerja dibidang pertanian. “Perlu ada terobosan dari pemerintah agar pemuda di Kota Batu mau bertani. Saat ini saja sudah sulit mencari orang yang mau bekerja di sawah dan diladang,” imbuhnya. ( man/yan )

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas