Surabaya
Khofifah Bertekad Dirikan Shelter Migran di Hongkong, Bantu Advokasi dan Pembekalan
Belum lagi masalah-masalah yang dari agen, atau calo. Bahkan diantara tenaga migran yang curhat ke Khofifah pernah tertipu calo dan diberi visa palsu. Yang imbasnya tenaga migran itu tidak boleh pulang dan bekerja dalam satu tahun.
Sehingga menurut Khofifah kebutuhan akan adanya shelter ini cukup urgen untuk bisa direalisasikan di Hongkong. Tidak sampai disana, selain bakal membangun shelter pemprov untuk advokasi tenaga migran, Khofifah juga bakal memberikan bekal keterampilan bagi para BMI.
Sebab dari dialog yang dilakukan, beberapa dari mereka mengaku membutuhkan pelatihan skill. Mulai kursus salon, komputer, menjahit, bekam, memijat. Skill itu kerap dibutuhkan untuk antar sesama buruh migran. Selain itu juga akan bermanfaat bagi mereka saat nanti kembali ke Jawa Timur.
“Jadi nanti kita akan ada konselor di shelternya. Dan memberikan bekal skill. Saya tadi sedang tanya-tanya dimana sekitanya wilayah yang cocok untuk didirikan shelter,” kata Khofifah.
Saat ditanya apakah shelter ini akan dibangun di 2019, Khofifah membuka kemungkinan positif. Terutama mengingat kebutuhan shelter yang menurutnya mendesak.
Namun ia mengaku akan memetakan dulu dan berkoordinasi dengan tim navigasi program maupun tim transisi, maupun nanti saat sudah dilantik pada Februari 2019 mendatang. “Nanti kita juga akan rutin kirimkan mubaligh agar mereka yang di sini juga mendapatkan bekal dan ilmu-ilmu agama,” pungkas Khofifah.
Di sisi lain, Fikriyatik, salah satu migran asal Malang mengaku sudah delapan tahun di Hongkong dan bekerja sebagai asisten rumah tangga. Pihaknya menyebut bahwa dirinya di Hongkong mendapatkan gaji sekitar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per tahun.
Ia mengaku senang jika ada pembangunan shelter di Hongkong. “Saya kalau libur biasa ke Victoria Park, untuk merias. Kalau bisa ada pelatihan tentu bagus sehingga bisa punya keterampilan saat pulang ke Indonesia,” kata buruh migran yang sudah mampu membiayai pendidikan anaknya di Malang hingga perguruan. (ano/yan)